redaksiharian.com – Kerusuhan di Iran yang dipicu kematian Mahsa Amini setelah ditangkap polisi moral membuat negara itu mendapat kecaman barat.

Tindakan keras aparat, yang ditambah pembatasan internet, termasuk pemblokiran di Instagram dan WhatsApp, membuat kerusuhan semakin tak terkendali.

Video baru yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan protes Minggu (25/9/2022) malam terjadi di Teheran dan kota-kota termasuk Yazd, Isfahan dan Bushehr di Teluk Persia.

Dilansir RTL, laporan mengatakan bahwa mahasiswa di Universitas Teheran dan Al-Zahra dan Institut Sharif telah mogok dan mendesak para profesor untuk bergabung dengan mereka.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada hari Minggu pun mengecam Iran karena “penggunaan kekuatan yang meluas dan tidak proporsional terhadap pemrotes tanpa kekerasan”.

Dia mengatakan UE akan “terus mempertimbangkan semua opsi yang ada … untuk menguak pembunuhan Mahsa Amini”.

Ini jadi tanggapan negara Eropa terhadap kekerasan saat protes di Iran, negara yang sudah berada di bawah sanksi hukuman atas program nuklirnya.

Teheran, pada bagiannya, hari Minggu mengatakan telah memanggil duta besar Inggris untuk memprotes apa yang disebutnya “undangan kerusuhan” oleh media berbahasa Farsi yang berbasis di London.

Mereka juga memanggil utusan Norwegia atas “komentar tidak konstruktif” pembicara parlemen tentang protes tersebut.

Amerika Serikat tak mau kalah. Pekan lalu AS memberlakukan sanksi terhadap polisi moral.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pun mengatakan pada hari Senin (26/9/2022) bahwa negaranya sendiri akan mengikuti langkah AS sebagai bagian dari paket sanksi “pada lusinan individu dan entitas”.