redaksiharian.com – Selain transmisi continuously variable transmission ( CVT ), saat ini juga ada yang namanya Dual Mode Continuously Variable Transmission alias D-CVT .

Model transmisi D-CVT dikenalkan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) ketika meluncurkan Rocky, yang kemudian digunakan juga pada All New Xenia , dan Sirion. Termasuk saudara kembarnya, yakni Raize dan Avanza.

Walau dari sisi penggunaannya sama saja dengan transmisi matik lainnya, tapi sistem kerja antara CVT dan D-CVT bisa dibilang berbeda.

Pada sistem transmisi CVT, perpindahan gigi atau shifting hanya menggunakan sabuk baja saja yang menghubungkan dua buah pulley, yakni drive dan driven.

Keduanya bisa bergerak, melebar atau menyempit dengan cara bergeser ke kiri atau kanan, sehingga menjadi rasio gigi pada CVT.

Sementara untuk D-CVT, tak hanya menggunakan sabuk baja saja, tapi juga ikut dikombinasikan dengan planetary gear pada batang drive dan driven pulley yang membuat split gears system.

“Kalau pada transmisi D-CVT Daihatsu, ketika pada putaran tinggi, sabuk itu digantikan dengan plenetary tadi,” ujar Technical Service Division Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (24/9/2022).

“Jadi pada kecepatan rendah dan sedang seperti di perkotaan tetap sabuk, bedanya saat kecepatan tinggi yang konstan saja,” katanya.

Seperti dijelaskan, plenetary pada D-CVT bermain di kecepatan tinggi saat pedal gas mulai diinjak lebih dalam, rpm naik, dan laju mobil makin kencang dan konstan.

Kondisi ini diklaim membuat D-CVT memiliki kelebihan dibanding model CVT konvensional. Seperti, akselerasi yang halus, rasio gigi yang lebih panjang, juga efisiensi bahan bakar.

“Akeselerasinya lebih baik, karena tidak ada energi perpindahan yang terbuang, salah satu dampak positifnya ke efisiensi bahan bakar,” katanya.

Kondisi ini sudah pernah redaksi rasakan sendiri ketika menjajal All New Xenia beberapa waktu lalu. Putara atasnya memang lebih terasa terisi selain dari tiap perpindahan gigi yang terasa smooth.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, teknologi D-CVT sebenarnya tak jauh berbeda dengan CVT lain. Contoh seperti pada tuas transmisi yang masih dilengkapi dengan posisi D (drive) untuk melaju dan R (reverse) untuk mundur.

Khusus pada Daihatsu Rocky dilengkapi dengan posisi S (sport) yang berfungsi untuk mendapatkan akselerasi lebih tinggi.

Selain itu juga ada posisi M (manual) yang memungkinkan pengendara merasakan sensasi memindahkan gigi secara manual.

Sedangkan untuk D-CVT pada New Sirion dilengkapi dengan posisi B (brake) untuk memaksimalkan engine brake yang sangat membantu ketika dihadapi jalan menurun.

“Kalau dibilang lebih awet dengan CVT bisa saja, tapi pada intinya soal transmisi matik, baik CVT atau D-CVT, itu juga sangat berpengaruh pada masalah perawatan dan cara pemakiannya,” ucap Bambang.

Sebelumnya, Bambang sudah pernah membahas soal masalah perawatan D-CVT, yakni melakukan pengecekan volume serta kualitas oli secara berkala.

Pengecekan bisa dilakukan tiap 20.000 Km atau 12 bulan, dan penggantian oli setiap 80.000 km atau 48 bulan, mana yang lebih dulu tercapai.