redaksiharian.comRusia melakukan mobilisasi militer parsial ke Ukraina. Terkait hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan kebijakan wajib militer.

Namun, Pemerintah Rusia membebaskan wajib militer untuk karyawan yang bekerja di sektor tertentu. Dengan kata lain, mereka tidak akan ikut berperang di Ukraina.

Mengutip dari Aljazeera, Sabtu (24/9/2022), Kementerian pertahanan Rusia pada Jumat mengumumkan karyawan di sektor pekerjaan vital terbebas dari wajib militer. Ini demi menjamin sektor tersebut tetap berjalan, seperti industri teknologi dan keuangan Rusia.

Adapun pengecualian wajib militer berlaku bagi karyawan IT, bankir, dan jurnalis yang bekerja di TV, radio, kantor berita, surat kabar, dan lainnya.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, perusahaan harus menyusun daftar karyawan yang memenuhi kriteria untuk dikeluarkan dari wajib militer. Di sisi lain, setelah wajib militer diumumkan banyak warga Rusia keluar dari dari negara tersebut.

Bank sentral Rusia menyambut baik pengecualian yang ditetapkan. Mereka berharap stafnya tidak dipanggil wajib militer karena memenuhi kriteria yang relevan.

“Karyawan yang bergerak di sektor vital akan tetap berada di posisinya sehingga sistem keuangan dapat terus berjalan dengan lancar, masyarakat dapat menerima gaji, pensiun dan tunjangan sosial tepat waktu, pembayaran kartu dan transfer kerja serta pinjaman baru dapat dikeluarkan,” kata perwakilan Bank Sentral Rusia.

Sebagai informasi, aturan wajib militer berlaku bagi pria berusia 18-27 tahun. Mereka diwajibkan melakukan dinas militer selama satu tahun.

Parlemen Rusia menyetujui RUU yang memperberat hukuman bagi yang menolak wajib militer. Dalam RUU yang belum resmi jadi undang-undang, mereka yang menolak bisa dipenjara 5-15 tahun.

Pergerakan warga Rusia ke Finlandia terpantau padat pada Jumat. Diperkirakan 7 ribu orang ke Finlandia pada Kamis, yang 6 ribu di antaranya adalah orang Rusia. Artinya ada peningkatan perpindahan orang sebesar 107% dibanding minggu lalu.