redaksiharian.com – Serikat Petani Indonesia (SPI) dan Partai Buruh berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat. Salah satu yang menjadi tuntutan adalah menolak kenaikan harga BBM.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, kenaikan harga BBM memberatkan petani. Apalagi mereka tidak mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah.

“Terbukti petani tidak dapat BLT. Karena itulah SPI dan partai buruh menolak kenaikan Harga BBM yang lebih memberatkan petani,” kata Said Iqbal, Sabtu (24/9/2022).

Sementara itu, Sekretaris Umum Serikat Petani Indonesia, Agus Ruli Ardiansyah menyebut naiknya harga BBM membuat ongkos produksi makin mahal. Padahal kepastian harga di pasaran masih belum jelas.

“Biaya produksi akan mahal, distribusi naik, sementara kepastian harga dan lahan sebagai alas produksi belum terpenuhi, sehingga dengan kenaikan harga BBM artinya ini akan mempersulit. Petani menolak kenaikan BBM,” tegasnya.

Dalam aksi itu, Petani juga menuntut percepatan reforma agraria. Pemerintah sebelumnya telah menjanjikan 9 juta hektare (ha) lahan untuk petani.

Namun, menurut Ruli realisasinya masih sangat minim. Ia pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun langsung menangani ini.

Menurutnya reforma agraria penting mewujudkan kedaulatan pangan. Ruli menyebut kedaulatan pangan harus dibangun berbasiskan petani, bukan perusahaan atau koorporasi.

Tuntutan yang terakhir adalah membatalkan Omnibus Law yang sudah ditetapkan inkonstitusional bersyarat oleh MK. Jika tuntutan tidak digubris pemerintah, buruh akan melakukan aksi serupa ke depannya.