redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia – Upaya Pemerintah untuk menggabungkan anak usaha syariah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN Syariah) ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk lewat proses akuisisi semakin dekat.

Senior Vice President Corporate Secretary & Communication Group Bank Syariah Indonesia Gunawan Arief Hartoyo mengatakan bahwa hingga saat ini proses penggabungan ini sedang berjalan dan berharap berlangsung dengan lancar.

“Hal ini karena kami punya visi cita-cita untuk memaksimalkan dan optimalkan perbankan syariah nasional,” ujar Gunawan dalam press conference rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BSI, Kamis (23/9/2022).

Dia mengatakan, penggabungan ini diharapkan bisa memperkuat ekosistem layanan perbankan syariah di Tanah Air.

Selain itu, penggabungan tersebut juga menjadi wujud amanat UU Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah serta Peraturan OJK nomor 59 Tahun 2020 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pemisahan UUS.

Gunawan juga menambahkan, secara potensi, Indonesia saat ini memiliki penduduk mayoritas islam hingga 229 juta atau 87,2% total populasi. Menurutnya, hal ini menjadi peluang bagi BRIS untuk bisa menjadi lebih optimal memperkuat ekosistem layanan perbankan syariah.

Hasil integrasi, lanjut Gunawan, diharapkan dapat memberi kontribusi yang lebih baik dalam memajukan islamic halal ekosistem yang pada gilirannya memberi kontribusi baik pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Dia menegaskan, BRIS akan sepenuhnya tunduk dan patuh pada integrasi bersama unit usaha BTN Syariah sesuai regulasi dan perundang-undangan yang berlaku.

“Dan tentunya patuh terhadap rekomendasi atau arahan dari pemegang saham,” tutup Gunawan.

Sebagai informasi, BRIS telah melaksanakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Kamis (23/9).

Dalam rapat tersebut, pemegang saham BRIS menyetujui 3 agenda, yakni rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (right issue), perubahan anggaran dasar perseroan, dan perubahan susunan pengurus perseroan.