Invasi Rusia ke Ukraina menjadi agenda utama saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan para menteri luar negeri lainnya dari Kelompok 20 ekonomi terbesar, atau G20, minggu ini di Bali, Indonesia.

Sebelum sesi pertama pertemuan berlangsung, Blinken bertemu dengan menteri luar negeri Quad transatlantik, Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, dan Wakil Sekretaris Tetap dan Direktur Politik Kedua Inggris Tim Barrow.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price mengatakan dalam sebuah pernyataan, Jumat (8/7), bahwa mereka membahas upaya bersama untuk memberikan dukungan keamanan dan kemanusiaan tambahan kepada Ukraina dan meninjau cara-cara untuk mengatasi masalah keamanan pangan global yang dihasilkan dari penargetan yang disengaja oleh Rusia terhadap pertanian Ukraina.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov melakukan aksi keluar (walkout) dari pertemuan para menteri G-20 dua kali Jumat, pertama ketika Baercock berbicara selama sesi tentang penguatan multilateralisme, dan yang kedua tepat sebelum menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, berpidato di sesi tentang pangan dan energi keamanan melalui video. Lavrov tidak ada di ruangan saat Blinken berbicara.

Dalam sambutannya, Blinken berbicara langsung dengan Rusia, dengan mengatakan: “Kepada rekan-rekan Rusia kami: Ukraina bukan negara Anda. Gandum ini bukan gandum Anda. Mengapa Anda memblokir pelabuhan? Anda harus membiarkan gandum itu keluar. ”

Blinken, setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar, yang negaranya akan menjadi tuan rumah G20 tahun depan, mengatakan organisasi itu “adalah lembaga penting untuk mencoba menangani secara kolektif beberapa masalah dan tantangan paling signifikan yang dihadapi dunia. ”

Blinken mengatakan banyak dari tantangan itu berasal dari perang Rusia di Ukraina, dan para menteri lain di G-20 menyatakan keprihatinan yang sama: “Jadi saya pikir apa yang telah kita dengar hari ini, adalah paduan suara yang kuat dari seluruh dunia, bukan hanya Amerika Serikat, tetapi di seluruh dunia, tentang perlunya mengakhiti agresi i sehingga kita dapat benar-benar fokus pada tantangan-tantangan yang mempengaruhi orang-orang dalam kehidupan mereka.”

Blinken akan berpartisipasi dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada hari Sabtu.

Agenda yang dibahas dalam pertemuan antara diplomat tertinggi AS dan China adalah kemungkinan kerjasama dalam perubahan iklim, kesehatan global, kontranarkotika dan situasi di Myanmar, kata Asisten Menteri Luar Negeri AS Daniel Kritenbrink. [ab/ka]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.