redaksiharian.com – AC Milan mendatangkan Divock Origi pada bursa transfer musim panas dengan tujuan menambah daya dobrak di lini serang.

Pengalaman semasa membela Liverpool diharapkan ditularkan Divock Origi bersama AC Milan yang mengusung target tinggi di Liga Champions .

Sayang, bukan menjadi andalan namun justru jadi beban.

Origi, menjalani start jeblok bersama AC Milan.

Penyerang asal Belgia ini belum mencetak gol bagi Rossoneri . Nahasnya, dia justru sudah dihantam cedera.

Bukannya tanpa alasan mengapa AC Milan memiliki ekspektasi tinggi terhadap pemain berusia 27 tahun itu.

Selain untuk meremajakan skuat sekaligus melapisi dua bomber gaek Rossoneri , Ibrahimovic dan Giorud, Origi mempunya catatan oke tatkala masih membela Liverpool.

Kendati tak menjadi pilihan utama, dia mengumpulkan 41 gol dari 175 penampilan untuk tim kota Merseyside.

Dia menjadi cult hero Anfield dengan gol-gol krusial yang membawa The Reds meraih titel Liga Champions dan Liga Inggris.

Ketajaman Origi di Liverpool rupanya belum menular ke AC Milan . Eks Lille itu masih mandul dari empat pertandingan yang sudah dijalani di semua kompetisi.

Tak sampai di situ, masalah fisik juga menjadi problem bagi Origi.

Dia terpaksa absen saat AC Milan melawan Sampdoria akhir pekan lalu. Dia gagal tampil karena masalah otot.

Origi pun diragukan tampil saat AC Milan melakoni matchday kedua Liga Champions menjamu Dinamo Zagreb di San Siro, Rabu (14/9/2022).

Bahkan jurnalis asal Italia, Alvise Cagnazzo, melabeli Origi sebagai penandatanganan terburuk dari Rossoneri di musim ini.

“Tidak diragukan lagi siapa rekrutan terburuk musim ini di Serie A, Divock Origi ,” terang Cagnazzo, dikutip dari laman Mirror.

“Daripada menulis sensasi lewat gelontoran gol, Origi lebih banyak berkutat dengan cedera. Dia sudah berada di periode penurunan performa,” sambungnya.

“Stefano Pioli akhirnya paham mengapa Liverpool melepasnya dengan gratisan, dia sudah habis masanya,” ucap Cagnazzo soal Origi.

Meski demikian, ini baru awal musim. Terlalu dini untuk melabeli sang pemain sebagai pembelian terburuk.

Lihat saja bagaimana Olivier Giroud yang musim lalu membutuhkan waktu pada musim debutnya bersama AC Milan di Serie A.

Tidak semua pemain bisa langsung nyetel seperti Romelu Lukaku maupun Tammy Abraham yang hijrah dari Liga Inggris ke Liga Italia.

(Tribunnews.com/Giri)

Chelsea Jadi Juru Kunci, Kisah Berbeda 2 Klub Tajir seusai Raih Kemenangan Liga Champions 2022/2023