RedaksiHarian – Menekuni karier sebagai seniman Muay Thai membutuhkan lebih dari delapan tungkai tetapi juga mental serta badan sekeras baja.
Syarat itu saja terdengar sulit, tidak terkecuali untuk Peacock.
Apalagi, seniman Muay Thai asal Inggris ini terlahir tidak sempurna.
Dia praktis hanya memiliki satu lengan karena tangan kanannya lebih pendek dari sebelah kiri yang normal.
Akan tetapi, kendati lahir tanpa lengan sempurna, anak dari legenda Chelsea, Gavin Peacock, itu telah menunjukkan bakatnya dalam dunia olahraga sejak dini.
Melihat sepak terjang ayahnya sebagai gelandang ternama di Inggris turut memantik dirinya untuk mengikuti karier di olahraga.
Hanya, tak seperti sang ayah yang besar di sepak bola, Peacock lebih memilih seni bela diri sebagai pencapaiannya.
Sang ayah serta keluarga pun tidak menahannya dan malah mendukung secara maksimal.
“Saya bermain basket, mengikuti renang dengan kompetitif, dan mencoba banyak hal seperti sepak bola. Saya juga menekuni karate,” kenang Jake Peacock.
“Saya pribadi juga tak melihat diri sebagai seseorang yang berbeda.” “Keluarga saya juga selalu memberikan wejangan bahwa saya harus meraih apa yang saya inginkan,” lanjutnya.
Kondisi fisik Peacock yang tak sempurna itu membuatnya kerap mengalami perundungan oleh teman sekolah.
Seni bela diri karate pun jadi pertahanan pertamanya dari para perundung.
Setelah itu, pencarian Peacock pada seni bela diri membawanya menuju Muay Thai yang kini ditekuninya secara profesional.
Ketidaksempurnaan lengannya pun dia jadikan sebagai kelebihan untuk menjatuhkan lawan.
“Jika Anda melihat semua laga saya, 11 dari 12 pertarungan berakhir dengan finis.
“Semua raihan finis itu tercipta dengan berbeda-beda. Ada yang tercipta lewat kaki atau tangan kiri atau tangan dan kaki kanan yang menerobos badan atau kepala lawan,” jelas Jake Peacock.
“Setelah salah satu laga, ibu melihat saya seperti pisau Swiss Muay Thai karena saya memiliki banyak senjata,” lanjutnya.
Kemampuan Peacock membawanya memenangi kontes Muay Thai secara lokal maupun di lingkup nasional.
Kemampuan itu mengantarnya memasuki ajang Road to ONE: Turnamen Kanada pada 2023.
Setelah dia terpilih untuk berpartisipasi, atlet berumur 30 tahun itu segera meraih kemenangan demi kemenangan yang membuatnya meraih tiket menuju ONE Championship.
Peacock akan segera menjalani debutnya di ONE Friday Fights 58 melawan Kohei Shinjo dalam laga kelas bantam Muay Thai di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok.
Dihadapkan pada sang striker asal Jepang, Jake pun berujar ingin memberikan aksi terbaik.
“Saya bisa bertarung, juga menghibur penonton. Hal itu yang akan saya lakukan di ONE Championship,” pungkasnya.
Selain aksinya, ONE Friday Fights 58 juga akan dipuncaki dengan perebutan sabuk juara interim di kelas bulu kickboxing.
Superbon Singha Mawynn bakal berduel melawan Marat Grigorian. Pertemuan itu akan jadi yang kedua di ONE Championship atau yang ketiga dalam karier profesional mereka.
Sebuah kemenangan akan memperjelas perihal siapa kickboxer yang lebih baik.
Kedua jagoan saat ini tengah berada pada posisi imbang 1-1 dalam rekor pertemuan mereka.
Pemenang dari laga itu berhak jadi orang berikutnya yang akan menantang sang penguasa divisi, Chingiz Allazov.
ONE Friday Fights 58 juga akan dimeriahkan perebutan sabuk juara kelas jerami kickboxing antara Jonathan Di Bella melawan Prajanchai PK Saenchai di laga pendukung utama.
Lima laga awal ONE Friday Fights 58 dapat disaksikan di Vidio mulai pukul 19.30 WIB.