RedaksiHarian – Salah satu pelatih kawakan di Liga Voli Korea itu menutup pengabdiannya selama delapan tahun bersama GS Caltex pada akhir musim ini.

Kiprah GS Caltex dipastikan rampung setelah gagal mengamankan satu tempat di babak playoff pada kompetisi musim reguler.

Tampil kuat hingga sempat kukuh di peringkat tiga, GS Caltex tergusur oleh rival terdekat yaitu Daejeon JungKwanJang Red Sparks dan tak mampu mengejar.

Kekalahan 0-3 (13-25, 21-25, 19-25) dari Red Sparks pada 7 Maret lalu menutup peluang GS Caltex untuk sekadar memaksakan babak semi-playoff.

Akhir musim tim yang pernah menjadi juara Liga Voli Korea selama sembilan musim beruntun ini makin pahit setelah selalu kalah di dua laga tersisa.

Kang So-hwi dkk. dikalahkan Gimcheon Korea Expressway Hi-Pass dan teranyar, kemarin Jumat (15/3/2024), oleh Incheon Heungkuk Life Pink Spiders.

Semua kekalahan tersebut berakhir dengan skor 0-3. Dari Pink Spiders sendiri, GS Caltex takluk dengan skor 17-25, 16-25, 18-25.

Setelah pertandingan, sebagaimana diberitakan Isplus.com, tim legendaris di Liga Voli Korea itu mengumumkan perpisahan dengan Cha Sang-hyun selaku pelatih.

“Setelah kekalahan dari Heungkuk Life pada pertandingan terakhir musim reguler, GS Caltex mengumumkan telah mendiskusikan masa depan klub dengan coach Cha Sang-hyun.”

“Cha Sang-hyun telah memimpin tim ini ke posisi yang kuat dan memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak setelah berunding untuk benefit bersama,” tulis GS Caltex.

Cha Sang-hyung menangani GS Caltex sejak Desember 2016 atau ketika paruh musim Liga Voli Korea 2016-2017 berlangsung.

Pria berusia 49 tahun ini membawa GS Caltex mencetak sejarah baru dengan menjadi tim voli putri Korea pertama yang mencetak treble.

Pada musim 2020-2021, GS Caltex menjadi juara musim reguler dan musim championship Liga Voli Korea serta memenangi Piala KOVO.

Musim ini GS Caltex memulai dengan kuat berkat raihan 5 kemenangan dan 1 kekalahan untuk bertengger di peringkat dua Liga Voli Korea.

GS Caltex pun masih menempati peringkat tiga hingga putaran kelima. Apes, tren buruk membuat mereka tergusur secara menyakitkan.

Dalam 12 pertandingan terakhir musim reguler, GS Caltex hanya mampu menang 3 kali dan kalah 9 kali. Total, mereka menang 18 kali dan kalah 18 kali dengan koleksi 51 poin.

GS Caltex terpaut 10 poin dari Red Sparks yang masih menyimpan satu pertandingan.

Perubahan situasi ini agak ironis. karena awalnya Cha Sang-hyun lah yang memberi semangat kepada pelatih Red Sparks yaitu Ko Hee-jin untuk bangkit dari keterpurukan.

Bersama pelatih Korea Expressway yaitu Kim Jong-min, ketiganya punya hubungan yang baik karena sama-sama menimba ilmu di Sekolah Tinggi Masan Jungang.

“Kami sering berkomunikasi di telepon bahkan saat musim berlangsung,” kata Cha saat menjadi bintang tamu bersama Ko Hee-jin dalam acara dari stasiun televisi Korea, SBS Sports.

“Tapi kami lebih sering saling menghubungi satu sama lain saat hasilnya tidak bagus,” ungkapnya yang disambut tawa Ko Hee-jin.

Ko Hee-jin menimpali seniornya.

Pelatih Megawati Hangestri Pertiwi ini berkata, “Dia mengirim pesan untuk menyemangati saat saya mengalami kesulitan. ‘Pelatih Ko, tetaplah kuat!'”

“Kami harus bersaing antara satu dengan yang lain, tetapi saya bertanya-tanya apakah saya bisa melakukan hal yang sama kepadanya sebagai teman, seperti yang dilakukannya kepada saya?”

“Saya belajar banyak dari dia,” tukas Ko Hee-jin dengan hormat.

Roda kehidupan kemudian berputar ketika Red Sparks keluar dari krisis setelah paruh musim ini sementara GS Caltex malah terjebak dalam kebuntuan.

Pun dalam rekor pertemuan musim ini, Red Sparks membalikkan situasi dengan memenangi tiga pertandingan terakhir atas GS Caltex setelah selalu kalah di tiga putaran pertama.

Dengan kegagalan GS Caltex untuk memaksakan babak semi-playoff, Ko Hee-jin beserta tim akan langsung menantang tim peringkat dua untuk satu tiket ke final Liga Voli Korea.