RedaksiHarian – Kalau disuruh memilih untuk tes atau balapan, hampir bisa dipastikan semua pembalap akan memilih opsi kedua.

Sebabnya, dalam tes mereka bisa memutari lintasan yang sama berulang-ulang dari pagi hari hingga menjelang petang.

Legenda balap, Valentino Rossi, termasuk di antaranya. Dalam kiprah panjangnya sebagai pembalap, sesi uji coba adalah salah satu yang tidak disukainya.

“Tes adalah salah satu hal yang paling membosankan,” ucap The Doctor berkali-kali, mengutip dari GPOne.

Dan barangkali tanpa perlu diturunkan, sifat Rossi tersebut kini secara tidak langsung ditunjukkan oleh salah satu muridnya yaitu Marco Bezzecchi.

Pembalap tim Pertamina Enduro VR46 ini punya cara unik untuk membuat tes pramusimnya lebih berwarna saat tampil selama tiga hari pada 6-8 Februari di Sirkuit Sepang, Malaysia.

Cara tersebut adalah dengan adu cepat untuk masuk ke lintasan. Rival yang harus dikalahkan Bezzecchi adalah Alex Rins dari tim Monster Energy Yamaha.

Bezzecchi menjadikannya kompetisi bertajuk Rins’s Cup dan itu ada alasannya..

“Piala Rins itu lelucon yang saya bikin dengan Alex [Rins] karena dia selalu menjadi yang pertama keluar ke lintasan dalam setiap tes, setiap kondisi, dan di setiap sirkuit,” kata Bezzecchi.

“Dia selalu menjadi pembalap yang keluar duluan.”

“Jadi kemarin saya bilang ke Matteo [Flamigni][Kepala Kru] bahwa saya ingin memenangi Piala Rins dan mengalahkannya dengan keluar duluan.”

“Sayangnya hari ini saya tidak bisa keluar pertama karena saya mempunyai sedikit masalah dengan motornya. Jadi saya sedikit terlambat keluar ke lintasan.”

“Dia menang. Skornya 2-1 untuk Alex. Jadi Piala Rins untuk Rins tapi di Qatar kami akan mencobanya lagi,” imbuhnya sambil tersenyum.

Sayangnya, saat berbicara tentang hasil dari tes MotoGP Sepang, senyum Bezzecchi tak selebar saat bermain-main dalam Piala Rins.

Bezzecchi masih belum cocok dengan motor barunya yaitu Ducati Desmosedici GP23. Feeling yang masih kurang dengan ban depan menjadi salah satu alasannya.

“Motornya memiliki mesin yang berbeda dan cara yang berbeda untuk menghentikannya,” kata Bezzecchi seperti dilansir dari Crash.net.

“Saya kesulitan dalam pengereman dibanding ketika memakai motor lama dan saya tidak se-pede dulu dengan bagian depannya.”

“Saya juga kesulitan untuk menaruh tenaga mesinnya ke aspal. Mesinnya bekerja dengan cara yang berbeda jadi secara keseluruhan saya kesulitan saat masuk ataupun keluar dari tikungan.”

“Kami akan menemukan cara untuk meningkatkannya. Ini baru tes pertama,” ucap Bezzecchi.

Bezzecchi sebenarnya digadang-gadang untuk tampil kompetitif karena musim lalu mampu ikut bersaing dalam perburuan gelar.

Total 6 podium dengan 3 kemenangan dikumpulkan Bezzecchi. Sayangnya, cedera tulang selangka yang dialami saat latihan jelang GP Indonesia telah menghambatnya.

Masih ada satu kesempatan lagi bagi Bezzecchi untuk menemukan kembali kecepatannya.

Pada 19-20 Februari mendatang dia dan pembalap MotoGP lainnya akan bertolak ke Sirkuit Lusail di Lusail, Qatar, untuk tes pramusim terakhir.