redaksiharian.com – Belakangan beredar kabar bahwa kebijakan bebas ongkos kirim atau free ongkir diusulkan untuk dihapus. Menanggapi hal itu, kurir ekspedisi menyatakan tidak setuju jika kebijakan itu dihapus.

Menurut kurir dari salah satu perusahaan ekspedisi, Anteraja bernama Rizky, penghapusan kebijakan free ongkir akan menurunkan jumlah paket yang akan dia antar. Karena kemungkinan daya belanja dari masyarakat bisa menurun.

“Nggak setuju ya kalau free ongkir dihapus. Karena gimana saya butuh paket. Paket itu kan semakin banyak karena promo-promo kaya gratis ongkir, free sale 9.9 atau 8.8 misalnya. Kalau gratis ongkir dihapus repot juga paket nanti semakin sedikit yang ada,” katanya kepada, Jumat (9/9/2022).

Rizky menjelaskan, ongkir yang dibayarkan pelanggan di aplikasi belanja online itu tidak masuk ke kantong kurir. Untuk pendapatan atau kurir didapat dari berapa banyak paket yang diantar ke pelanggan.

“Kita kan gaji dari paket, satu paketnya itu di Anteraja itu Rp 1.750 per paket. Paling banyak saya antar ya 175 paket itu kalau lagi event banyak promo ya lagi ramai. Kalau sekarang ini aja saya bawa di bawah 100, ada cuma 40 paket,” lanjutnya.

“Kalau saya pribadi ya enakan target gini ya. Semakin banyak paket, gaji kita semakin banyak. Tetapi kan masing-masing orang beda ya pendapatnya,” tambah Rizky.

Rizky sendiri merupakan kurir Anteraja yang mengirimkan paket di wilayah Bekasi. Ia bercerita dalam sehari bekerja mulai jam 10 pagi sampai maksimal jam 9 malam. Sementara jumlah paketnya yang di antar tidak menentu.

Senada, kurir dari J&T Express Indonesia bernama Febryansah mengatakan gaji untuk kurir itu bukan dari ongkos kirim yang dibayarkan oleh pelanggan toko online (olshop). Tetapi gaji kurir dari berapa paket yang diantarkan sampai dan diterima oleh pelanggan.

“Biasanya saya 120 paket di antar, kalau misalnya gaji kita per paket itu 1.500. Jadi kita atur itu banyak-banyakan paket. Ya sebulan bisa pegang Rp 4,2 juta. Kecuali kalau barang dikit ya misalnya nggak ada promo,” tuturnya.

Sebagai informasi, sebelumnya Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) mengeluhkan terkait promo free ongkir atau gratis ongkir yang ada di marketplace, misalnya Shopee, Tokopedia, Blibli, Lazada, Bukalapak, JDID dan marketplace lainnya.

Dalam siaran pers, ASPERINDO menjelaskan, promo free ongkir bertentangan dengan peraturan pemerintah. Selain itu disebutkan, free ongkir ini merugikan industri logistik.

Kemudian free ongkir juga merugikan pendapatan negara seperti pajak dan PNBP. “Menegaskan kepada anggota ASPERINDO agar tidak menjadi bagian promosi free ongkir atau melaksanakan free ongkir,” tulisnya dalam keterangan resmi dikutip Rabu (7/9/2022).

ASPERINDO juga meminta pemerintah untuk memberikan tindakan tegas atas promosi ini.