redaksiharian.com – Kabar mengenai PHK dan kerugian pada perusahaan teknologi masih berlangsung. Salah satunya pada pengembang game Garena yang mengembangkan game online Free Fire dan induk Shopee, Sea Ltd.
Mereka dikabarkan tengah mengerem platform gamenya dan menutup proyek di unit pengembangan setelah melaporkan kerugian kuartalan hampir US$1 miliar (sekitar Rp 14,9 triliun).
Karyawan juga diberi tahu bahwa perusahaan akan melakukan PHK terhadap staf di bisnis live streaming game dan bagian pengembangannya, kata sumber dikutip dari Reuters, Jumat (9/9/2022).
Staf di Booyah!, live streaming game dan aplikasi komunitas yang merupakan bagian dari unit game Sea Garena, diberitahu bahwa mereka akan dirumahkan dan aplikasi tersebut tidak akan diperbarui lagi. PHK ini berarti akan berdampak kepada sekitar 30-40 orang dalam perusahaan.
Selain itu, Sea Labs, cabang pengembangan konglomerat teknologi, menutup beberapa proyek eksperimental terbesarnya dan memotong staf, termasuk proyek blockchain dan cloud publik.
Orang ketiga yang mengetahui masalah ini mengkonfirmasi bahwa perusahaan asal Singapura itu telah menutup beberapa proyek besar dan melepaskan “puluhan orang”, dengan mengatakan itu terkait dengan rencana Sea untuk meningkatkan profitabilitas.
Seorang juru bicara Sea mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan telah “membuat beberapa perubahan untuk meningkatkan efisiensi dalam operasi perusahaan yang berdampak pada sejumlah peran. Sea akan fokus pada kekuatan jangka panjang dari ekosistem yang mereka miliki.
Juru bicara itu menolak untuk mengatakan berapa banyak pekerjaan yang terpengaruh.
Setelah reli dalam keberuntungannya selama pandemi, Sea telah mengalami kemunduran yang telah menyebabkan penurunan lebih dari 72% pada harga sahamnya sepanjang tahun ini. Pada bulan Maret, Sea memperingatkan bahwa Garena mendapat pukulan dari larangan pemerintah di India.
Pada bulan Juni, Sea memangkas pekerjaan di seluruh divisi e-commerce Shopee, menurut laporan media, tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga di operasi Meksiko dan Amerika Latin.
Perusahaan teknologi yang terdaftar di New York bulan lalu membukukan kerugian yang lebih luas dari perkiraan untuk kuartal kedua dan menarik perkiraan e-commerce untuk tahun ini, membuat sahamnya anjlok 14%.