redaksiharian.com – Pengembang properti Jababeka tengah menyiapkan kawasan “Silicon Valley-nya Indonesia” yang dinamakan Correctio dengan menyediakan ekosistem yang memungkinkan kolaborasi bagi perusahaan rintisan (start-up), akademia, bisnis, hingga pemerintah.

Sejak tahun 1940, kawasan Silicon Valley di Amerika Serikat sendiri berkembang sebagai pusat teknologi melalui infus lulusan universitas ternama yang didorong untuk menjadi wirausaha.

Direktur PT Jababeka Tbk Sutedja Sidarta Darmono mengatakan Correctio bukan hanya soal mewujudkan satu kawasan, tetapi apa yang dapat ditawarkan kepada komunitas. Hal tersebut seperti yang dikatakan ilmuwan komputer Amerika Paul Graham bahwa esensi dari Silicon Valley adalah komunitasnya.

“Correctio memiliki ekosistem yang mumpuni berbasis 4.0, menyediakan akses bagi start-up dan industri kepada lembaga riset, venture capital, pemerintah, penyedia solusi teknologi dan solusi manufaktur yang tergabung di satu kawasan,” kata Sutedja saat peresmian Correctio, dikutip melalui siaran pers yang diterima di Jakarta pada Kamis (8/9).

Menurut Jababeka, Correctio memiliki tiga pilar antara lain Society 5.0., Industry 4.0., dan TOD (Transit Oriented Development). Perusahaan rintisan dan industri di Correctio dikatakan akan lahir dari lulusan President University atau universitas ternama lainnya melalui program Hackathon, hasil kerja sama antara Jababeka dan BISA AI.

Keberlangsungan perusahaan rintisan di Correctio diyakini Jababeka akan terus bertahan karena produk atau layanannya berpotensi digunakan oleh 2.000 industri dari 30 negara yang menempati kawasan Jababeka.

Sutedja menjelaskan Correctio, yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat, akan mengembangkan beberapa fasilitas yang mendukung kawasan itu dalam waktu mendatang.

“Di kawasan ini akan dikembangkan sejumlah fasilitas kelas dunia yang siap mendukung perkembangan Industry 4.0 dan Society 5.0 seperti pengembangan district cooling system, pengaplikasian solar panel, urban farming, Fabrication Lab, data center, smart command center, dan masih banyak lagi serta tak tertinggal pengembangan kota berbasis TOD untuk mempermudah aksesibilitasnya,” jelasnya.

Correctio diklaim membawa potensi besar karena bertepatan dengan aglomerasi kawasan industri terbesar di Asia, kawasan yang telah memicu bertumbuhnya perekonomian tanah air.

Jababeka mengatakan pihaknya juga telah membuka akses bagi perusahaan rintisan dan industri untuk terus berkembang serta menghasilkan inovasi dan solusi berbasis teknologi di Correctio. Hal tersebut dimungkinkan berkat kemitraan yang telah terjalin dengan BRIN, Indogen, BISA AI, Telkomsel, Mitsubishi Heavy Industries (MHI), Auk Industries, Gamatechno, Arcstone, Sembcorp, dan PIDI Kemenperin.

Selain itu, Correctio juga menyediakan ruang khusus bagi perusahaan rintisan di Fabrication Lab (FabLab) Jababeka, memungkinkan perusahaan rintisan dapat berkreasi untuk melahirkan solusi mutakhir melalui berbagai fasilitas baik itu mesin, robot, atau AI yang disediakan.

Dalam mewujudkan Industry 4.0. dan Society 5,0, Jababeka bersama para mitra seperti Telkomsel juga akan mengakselerasi pertumbuhan perusahaan rintisan dengan network 5G, fasilitas IoT (Internet of Things), smart building system, dan jaringan telekomunikasi fiber optik, serta penyediaan infrastruktur industri pendukung lainnya.