redaksiharian.com – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (7/9/2022) mengatakan, negaranya sama sekali tidak merugi dari operasi militernya di Ukraina dan telah memperkuat kedaulatan Rusia.

Berbicara pada sebuah forum ekonomi, Putin mengatakan semua tindakan Rusia diarahkan untuk membantu rakyat Donbass.

“Ini pada akhirnya akan mengarah pada penguatan negara kami dari dalam dan untuk kebijakan luar negerinya,” kata Putin.

Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari. Dan setelah meninggalkan gerak majunya ke ibu kota Ukraina, Kyiv, Rusia kemudian memfokuskan upaya militernya di kawasan Donbass, Ukraina Timur, di mana mereka yang pro-Rusia telah bertempur melawan pasukan Ukraina sejak 2014.

Putin juga mengkritik kesepakatan yang diperantarai PBB dan Turkiye yang memulai kembali pengiriman biji-bijian Ukraina di tengah-tengah krisis pangan global. Ia mengatakan, ekspor itu tidak akan sampai ke negara-negara termiskin di dunia.

Pusat Koordinasi Gabungan yang mengawasi penerapan kesepakatan itu mengatakan bahwa hingga Selasa (6/9/2022), lebih dari 2,2 metrik ton biji-bijian dan bahan pangan lainnya telah meninggalkan pelabuhan-pelabuhan Ukraina di dalam sekitar 100 kapal.

Tujuan kapal-kapal itu mencakup Italia, Turkiye, Iran, China, Romania, Djibouti, Jerman dan Lebanon.

Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan kepada Reuters bahwa komentar Rusia mengenai kesepakatan itu “tidak terduga” dan “tidak berdasar.”

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris pada Rabu pagi mengatakan bahwa dalam periode 24 jam sebelumnya terjadi pertempuran hebat di Donbass, di dekat Kharkiv di Ukraina Utara dan di Kherson Oblast di Ukraina Selatan.

“Beberapa ancaman serentak yang menyebar sejauh 500 Km akan menguji kemampuan Rusia untuk mengoordinasikan desain operasional dan merealokasikan sumber daya ke berbagai kelompok kekuatan,” kata kementerian itu.

“Sebelum perang, kegagalan Rusia melakukan ini adalah salah satu alasan yang mendasari kinerja buruk militer,” sambung Kementerian Pertahanan Inggris.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul .