redaksiharian.com – Presiden Joko Widodo kembali menekankan akan melarang ekspor logam timah, di mana Indonesia adalah produsen utama.

Menurut data Fitch Solution, Indonesia adalah produsen tambang timah terbesar kedua di dunia. Pada 2021, jumlah produksi tambang timah Indonesia sebesar 83.000 ton. Jumlah ini setara dengan 26% total produksi tambang dunia.

Sementara cadangan timah Indonesia menurut data USGS diperkirakan mencapai 800.000 ton pada 2021. Jumlah ini membuat bumi pertiwi menempati urutan kedua pemilik cadangan timah terbesar di dunia.

Validasi Indonesia sebagai pemeran utama timah dunia semakin lengkap setelah Sang Garuda juga merupakan eksportir timah terbesar di dunia, selain sebagai produsen tambang dan pemilik cadangan.

Indonesia berkontribusi terhadap 34,1% nilai ekspor timah dunia pada 2020, mengutip data OEC World. Nilainya mencapai US$ 1,29 miliar atau Rp19,22 triliun (kurs Rp14.900/US$).

Fitch Solution memperkirakan pertumbuhan produksi dari produsen timah dunia utama, Indonesia, melandai. Karena peraturan lingkungan yang lebih ketat membatasi investasi.

Fitch memperkirakan produksi 2022 sebesar 83,42 ribu ton. Jumlah ini bertumbuh 0,5% dibandingkan produksi tahun lalu. Pertumbuhan ini melambat dibanding 2021 yang melesat 25% .

“Pasokan timah olahan Indonesia akan terkendala oleh pengetatan aturan negara untuk pengiriman timah, yang bertujuan untuk menindak kerusakan lingkungan dan penyelundupan serta meningkatkan penegakan pembayaran royalti dan pajak atas pengiriman,” tulis Fitch dalam risetnya.

“Kami memperkirakan produksi sebesar 78.530 ton pada tahun 2031, dibandingkan dengan perkiraan 83.000 ton pada tahun 2021,” tambahnya.

Para pelaku pasar menjadi cemas bahwa pasokan timah akan berkurang, meskipun dari sisi permintaan yang tertekan karena perlambatan ekonomi global. Dampaknya adalah harga timah dunia yang melonjak.

Harga timah dunia pada Kamis (8/9/2022) pukul 15.30 WIB tercatat US$21.110 per ton, menguat 1,24% dibandingkan harga penutupan kemarin.

TIM RISET INDONESIA