redaksiharian.com – Belum usai pandemi Covid-19, kini dunia kembali digegerkan dengan penyakit yang diberi nama flu tomat. Penyakit ini diidentifikasi di Kerala, India dengan kasus pertama dilaporkan pada 6 Mei 2022 lalu.

Saat ini sudah ada lebih dari 80 kasus, dengan flu tomat telah menyebar ke bagian lain dari India. Mereka yang terinfeksi adalah anak-anak di bawah 5 tahun dengan gejala salah satunya adalah kulit yang melepuh dan tumbuh seukuran tomat.

Ahli Mikrobiologi dan Biomedis di University of Brighton Sarah Pitt, mengungkapkan fakta sains soal penyakit yang populer disebut dengan flu tomat. Ternyata, penyakit ini bukan “virus baru” seperti yang banyak diberitakan.

Berikut beberapa fakta yang diungkap Pitt terkait flu tomat sejauh ini, dirangkum dari The Conversation, Rabu (31/8/2022):

1. Belum Ada Kasus Kematian

Hingga saat ini belum ada laporan adanya penyakit serius maupun kematian dari flu tomat. Dilaporkan semua orang nampak telah mulai pulih dari penyakit itu.

2. Gejala

Anak-anak yang terinfeksi penyakit ini mengalami gejala seperti suhu tinggi, nyeri sendi yang hebat dan ruam. Mereka juga mengalami seperti erupsi merah, lepuh yang menyakitkan berukuran tomat.

3. Penyebab

Para ilmuwan telah melakukan pengujian sampel pada anak-anak dengan flu tomat untuk mengidentifikasi penyebab penyakit. Dua anak dari Inggris mengalami gejala tersebut setelah kembali dari Kerala.

Mereka lalu melakukan swab dan hasilnya mengungkapkan terinfeksi enterovirus bernama coxsackie A16. Ini adalah penyebab penyakit tangan, kaki dan mulut atau HFMD.

Disimpulkan jika flu tomat tidak berhubungan dengan penyakit mulut dan kuku pada ternak. Biasanya penyakit ringan dan hilang dengan sendirinya dalam waktu seminggu atau lebih, meski penghilang rasa sakit bisa membantu.

4. Cara Menular

Flu tomat, sama seperti infeksi anak-anak, sangat menular. Penyakit tersebut dapat menyebar lewat kotoran dan cairan, jadi disarankan anak-anak tersebut tidak perlu ke sekolah atau dirawat selama lima hari setelah gejala terlihat.