redaksiharian.com – Masyarakat di Amerika Serikat (AS) sempat tertekan akibat perekonomian yang bergejolak. Namun indeks kepercayaan konsumen periode Agustus diprediksi naik 1,8 poin menjadi 97,5.

Analis Goldman Sachs menyebutkan pada periode tiga bulan sebelumnya indeks kepercayaan ini terus mengalami penurunan.

Tak cuma Goldman Sachs, survei Universitas Michigan juga memprediksi ada kenaikan pada indeks tersebut.

Peneliti Michigan menyebut naiknya indeks ini sepertinya merupakan berita bagus. Namun jika lebih diperhatikan, angka-angka ini justru sangat memprihatinkan.

Pasalnya banyak orang-orang kaya di AS tidak terlalu optimis dengan perekonomian nasional. Nah kondisi ini bisa berdampak besar untuk pasar dan ekonomi AS ke depan.

“Orang kaya di AS tidak mengeluarkan uang terlalu banyak, ada penurunan yang sangat besar pada pengeluaran mereka,” kata dia dikutip dari CNN, Rabu (31/8/2022).

Hal ini merupakan sinyal bahaya. Karena 20% saja orang-orang kaya itu membelanjakan uangnya maka sudah menutupi 40% dari total pengeluaran konsumen di AS. Belanja konsumen di AS ini merupakan motor penggerak yang penting untuk pertumbuhan ekonomi di negeri Paman Sam itu.

Analis Bank of America Institute menyebutkan total pengeluaran kartu kredit tidak termasuk bahan makanan, gas dan pakaian terkontraksi selama tiga bulan berturut-turut.

CFO Walmart John David Rainey mengungkapkan jika awal bulan ini penjualan tercatat mengalami penurunan. Apalagi untuk barang-barang jangka panjang. Jadi sekarang kebanyakan orang hanya berbelanja barang kebutuhan pokok.

Ahli Strategi Makro Global di State Street Marvin Loh menyebutkan jika sentimen ini akan mempengaruhi ke perekonomian ke depan.