Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan jumlah suntikan vaksinasi COVID-19, baik dosis pertama, kedua dan ketiga, di Tanah Air terus mengalami penurunan sejak Mei. Bahkan pada bulan Agustus, laju penurunan tersebut hampir mencapai 50 persen dibandingkan Mei.
“Sayangnya laju suntikan atau jumlah suntikan yang dilakukan setiap bulannya terus mengalami penurunan sejak bulan Mei. Jika dibandingkan pada bulan Mei lalu, laju suntikan baik dosis satu, dua dan tiga sempat mencapai tujuh juta suntikan. Sedangkan di bulan Agustus ini hanya sekitar 3,8 juta suntikan atau berkurang hampir 50 persennya,” ungkap Wiku dalam keterangan pers secara daring, Jumat (26/8).
Capaian vaksinasi COVID-19 dosis kedua di Indonesia, menurutnya, masih di bawah 80 persen, sedangkan dosis ketiga masih sebesar 25 persen. Sementara menurut data pemerintah, capaian vaksinasi dosis pertama mencapai 86,62 persen.
Pemerintah, kata Wiku, akan terus melakukan upaya akselerasi cakupan vaksinasi untuk mengantisipasi kenaikan kasus penularan COVID-19 yang pada akhir-akhir ini lebih didominasi oleh sub-varian omicron, yaitu BA.4 dan BA.5. Selain itu, Wiku juga mengimbau pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten dan kota untuk mengidentifikasi kendala yang dialami dalam meningkatkan cakupan vaksinasi dosis dua dan tiga, untuk dilaporkan kepada pemerintah pusat.
“Tidak lelah saya ingatkan bahwa vaksinasi dan protokol kesehatan harus terus kita tingkatkan sebagai dua kunci sukses hidup berdampingan dengan COVID-19,” kata Wiku.
Percepatan Vaksinasi Kelompok Rentan
Di Nusa Tenggara Timur, dukungan percepatan vaksinasi terus dilakukan di antaranya dengan peluncuran Program Percepatan Vaksinasi COVID-19 atau VACCINE Project yang diinisiasi oleh Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui organisasi Save the Children Indonesia dan CIS Timor.
Program yang diluncurkan, Selasa (23/8), secara khusus menyasar kelompok masyarakat rentan, khususnya kelompok lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, perempuan dan anak.
Direktur Dampak dan Keberlanjutan Program Save the Children Indonesia, Rosianto Hamid, kepada VOA mengungkapkan program itu menargetkan 69 ribu suntikan vaksin untuk 40 ribu orang di empat kabupaten, yaitu Belu dan Timur Tengah Selatan di Pulau Timor, Sabu Raijua di Pulau Sabu, dan Sumba Barat Daya di Pulau Sumba. Program tersebut berjalan sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023.
“Cakupan vaksinasi COVID-19 di empat kabupaten ini, khususnya bagi masyarakat rentan seperti lansia, penyandang disabilitas, perempuan, dan anak, masih terbilang rendah. Hal ini dikarenakan keterbatasan akses, mobilitas, dan informasi. Untuk itu, penting adanya prioritas pemerataan dan percepatan vaksinasi COVID-19 karena dengan anggota keluarga dewasa sehat dan bebas dari risiko penularan COVID-19, anak-anak juga akan lebih terlindungi,” jelas Rosianto Hamid.
Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi NTT pada 22 Agustus 2022, cakupan vaksinasi COVID-19 untuk kelompok lansia masih tergolong rendah, yaitu 66,2 persen untuk dosis pertama dan 48,7 persen untuk dosis kedua. Kemudian, untuk masyarakat umum dan kelompok rentan, cakupan vaksinasi dosis ketiga atau booster masih 22 persen. Cakupan ini berada di bawah rata-rata cakupan nasional. Padahal di tingkat nasional saja, hingga pekan ketiga Agustus 2022, cakupan vaksinasi dosis kedua baru mencapai 72,68 persen dari target pemerintah. [yl/ah]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.