
RedaksiHarian – Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga saat ini diklaim sudah mencapai 79 persen. PT KCIC pun terus melakukan berbagai upaya sehingga target operasional KCJB di akhir tahun 2022 bisa terwujud.
Corporate Secretary PT KCIC , Mirza Soraya mengatakan saat ini PT KCIC bersama konsorsium kontraktor sedang berfokus untuk melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif.
Dia mengakui pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak tahun 2020 cukup menghambat proses pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
ADVERTISEMENT
“Pandemi cukup memberikan dampak pada proses pembangunan KCJB. Untuk itu sekarang fokus kami adalah melakukan percepatan pembangunan,” kata Mirza dalam keterangan, Sabtu, 16 Oktober 2021, dikutip dari Antara.
Sebelumnya, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mendapat sorotan lantaran beberapa konsorsium mengalami kendala keuangan.
Presiden Jokowi juga memutuskan membiyai proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Keputusan ini mengingkari janji Jokowi pada 2016 tidak akan menggunakan APBN untuk pembangunan tersebut.
Keputusan Jokowi itu tertuang dalam Perpres Nomor 93 Tahun 2021 yang merupakan perubahan atas Perpres Nomor 107 Tahun 2015, tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga buka suara terkait proyek kereta Cepat Jakarta-Bandung itu dialokasikan dari dana APBN. Ia menyebut ada beberapa kondisi yang membuat anggaran proyek mengalami pembengkakan.
“Problem-nya adalah corona datang, dan kita ingin pembangunan tepat waktu. Corona datang membuat beberapa hal menjadi terhambat,” ujar Arya Sinulingga dalam keterangannya, Sabtu, 9 Oktober 2021.
Arya mengungkapan pembengkakan juga terjadi karena ada perubahan desain. Ia menyebut perubahan anggaran bukan hal yang baru seperti proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan tol.
“Pembengkakan itu hal yang wajar. Namanya pembangunan awal dan sebagainya, itu membuat hal yang jadi agak terhambat. Jadi, di mana-mana juga kemunduran yang sebelumnya itu akan menaikkan cost,” ujar Arya.
Seperti yang diketahui, pada fase pertama operasi yang ditargetkan di akhir 2022, Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menempuh trase sepanjang 142,3 kilometer.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan melintasi 9 kota dan kabupaten di Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat.
Stasiun keberangkatan sekaligus kedatangan kereta cepat berada di wilayah Jakarta, yakni melalui Stasiun Halim, kemudian melintasi Stasiun Karawang, Stasiun Hub Padalarang dan berakhir di Stasiun Tegalluar.***