RedaksiHarian – Anggota Komisi C DPRD DKI Manuara Siahaan mengemukakanpengolahan sampah di Jakarta membutuhkan teknologi seperti Intermediate Treatment Facility (ITF) karena keterbatasan lahan di Ibu Kota.

“Bagaimanapun karena lingkup Jakarta yang sempit dan lahan terbatas maka teknologilah salah satu yang akan diterapkan untuk memusnahkan sampah,” kata Manuara kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Manuara menyayangkan pemerintah lebih memprioritaskan pengolahan sampah berbahan batu bara seperti Refused Derived Fuel (RDF) daripada ITF yang lebih hemat tempat dan minim residu.

Dia mempertanyakan apakah persoalan ITF sudah dilakukan evaluasi mengingat Penyertaan Modal Daerah (PMD) untuk pembangunan ITFSunter senilai Rp577 miliar sudah disiapkan. Dia juga menyoroti dana untuk pengelolaan sampah (tipping fee) sebesar Rp500 ribu per ton sampah.

“Mungkin Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono sudah lihat betapa besarnya investasi ini sehingga beban yang harus ditanggung secara berkelanjutan dalam bentuk ‘tipping fee’ sangat besar, terlalu banyak menguras APBD,” jelasnya.

Sekretaris Komisi C DPRD DKI Jakarta Yusuf menilai program pengolahan sampah menjadi bahan bakar RDFdi TPST Bantargebang mampu membantu pemerintah untuk mencapai target pendapatan daerah.

“Optimalisasi pengolahan sampah dengan teknologi RDF tersebut dapat menjadi salah satu kunci tercapainya target pendapatan daerah,” ujar Yusuf.

Karena itu,Yusufmendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menggencarkan program RDFagar lebih maksimal.

Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Sarjoko menuturkan, pihaknya tengah mempertimbangkan “tipping fee” yang dikhawatirkan mempengaruhi APBD.

“APBD DKI yang sekarang trennya akan menurun, dikhawatirkan ‘tipping fee’ di kemudian hari akan membebani,” ujar Sarjoko.

Karena itu, pihaknya lebih memilih langkah yang lebih dipersiapkan untuk kondisi saat ini, yakni mengembangkan RDF Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.

“Saat ini sedang mengembangkan RDF di Bantar Gebang diharapkan sudah mengurangi persampahan di DKI Jakarta meskipun belum bisa menyelesaikan secara tuntas,” katanya.