RedaksiHarian – Ketua Komisi D DRPD DKI Jakarta Ida Mahmudah mengatakan kehadiran sistem pengelolaan limbah domestikterintegrasi skala perkotaan atau Jakarta Sewerage System (JSS) yang saat ini dalam tahap pembangunan diharapkan mampu mengatasi persoalanstunting.
“Ini keprihatinan kita terkait stuntingkarena air tanah kita memang tercemar jutaan bakteri Escherichia coli (E coli), padahal idealnya dua sampai tiga ribu bakteri saja,” kata Ida saat ditemui di Balai Kota, Jakarta, Selasa.
Ida menyetujui program yang sedang dilaksanakan ini terlepas kurang atau tidaknya dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta yang disiapkan.
Dia meminta agar proyek itu terus berlanjut karena ke depan memberikan dampak yang sangat baik bagi lingkungan dengan mengurangi limbah domestik maupun pencemaran (kontaminasi) air.
Disebutkan alokasi APBD DKI Jakarta untuk pembangunanjaringan pipa di zona prioritas 1 selama 2023-2026 ini mencapai Rp400 miliar. Sedangkan JSSsendiri memiliki 14 zona lokasi dan kapasitas di DKI Jakarta.
Dia menambahkanJSStelah melakukan lelang sejak April 2023 serta pembangunannya saat inisedang berjalan, salah satunya berlokasi di Waduk Pluit.
Selain itu, alasan Ida mendukung adanya sistem JSS ini di Pluit lantaranair paling tercemar di Ibu Kota berada di Jakarta Utara tepatnya di kawasan Pademangan dan Penjaringan menurut kajian dari tim penelitian.
“Hasil penelitiannya seperti itu, jadi ada kawan yang mengkaji khusus sejak lama. Memang tidak mengada-ada,” tegasnya.
Penanganan stunting
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menambahkan bersama Perumda Pengelolaan Air Limbah Jakarta Raya (Paljaya)bertugas membangun jaringan pengelolaan air limbah diantaranya melalui proyek Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) dengan nama Jakarta Sewerage System (JSS).
“Pengelolaan antara air drainase dan air limbah harus terpisah kalau kita mau hidup sehat, enggak boleh tercampur sama air hujan,” kata Ika.
Menurut Ikaair hujan yang kering nantinya dikhawatirkan menimbulkan jentik nyamuk, tercampur limbah, hingga berbau sehingga menjadipenyebab stunting.
Program JSS ini disebutkan sebagai jangka panjang yang butuh banyak waktu dibangun, sehingga pihaknya bersamaan melakukan jangka pendek pengolahan limbah seperti pembangunan tangki septikhingga SPAL (Saluran PembuanganAir Limbah) komunal.
“Jadi semuanya berjalan beriringan demi terciptanya lingkungan sehat, jadi ada hubungannya dengan stunting,” tutup Ika.