RedaksiHarian – Harga minyak di perdagangan Asia, Selasa sore, masih mendekati posisi tertinggi tiga bulan yang dicapai sebelumnya di tengah tanda-tanda pengetatan pasokan global, karena produsen menerapkan pengurangan produksi dan permintaan kuat di Amerika Serikat, konsumen bahan bakar terbesar dunia.

Minyak mentah berjangka Brent untuk Oktober berada di 85,24 dolar AS per barel pada pukul 07.10 GMT, turun 19 sen atau 0,2 persen dari penutupan sesi sebelumnya. Brent bulan depan menetap di level tertinggi sejak 13 April pada Senin (31/7/2023).

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperdagangkan di 81,60 dolar AS per barel, turun 0,2 persen atau 20 sen dari penyelesaian sesi sebelumnya, yang tertinggi sejak 14 April.

“Harga minyak mungkin menghadapi risiko koreksi karena pasar mungkin telah overbought pada bulan lalu. Namun, pelemahan dolar AS dan optimisme kebijakan China dapat terus memberikan faktor bullish untuk minyak mentah berjangka,” kata Tina Teng, seorang analis di CMC Markets, karena greenback yang lebih lemah membuat minyak yang dihargakan dalam dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

“Tanda-tanda soft-landing ekonomi AS juga telah meningkatkan prospek permintaan minyak,” tambah Teng.

Pihak berwenang China merilis pedoman kebijakan tambahan pada Senin (31/7/2023