RedaksiHarian – Pemerintah berkomitmen mewujudkan Indonesia inklusi pada 2030 seiring telah ditandatanganiSustainable Development Goals, yakni tujuan pembangunan berkelanjutan.
Direktur Eksekutif Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (SIGAP) Suharto mengharapkan pelaksanaan Temu Inklusi Nasional Ke-5 mampu mengawal dalam mewujudkan Indonesia Inklusif 2030.
“Komitmen tersebut nantinya dievaluasi pada tahun 2030, di mana salah satu prinsipnya adalah tidak ada seorang pun yang tertinggal,” kata diasaat Pembukaan Temu Inklusi Nasional Ke-5 di Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Minggu malam.
Ia mengharapkan pada 2030 kalangan penyandangdifabel tidak tertinggal dalam pembangunan pemerintah, mulai dari tingkat pusat hingga desa, termasuk mereka berdaya dalam keragaman.
Karena, kata dia, seringkali program-program yang dilakukan pemerintah itu bukan berbasis pemberdayaan namun belas kasihan.
“Program pemerintah yang berdasarkan belas kasihan Ini kemudian menciptakan ketergantungan, sedangkan program pemberdayaan adalah konsep baru yang dikembangkan beberapa puluh tahun yang lalu untuk menciptakan difabel berdaya yang mampu berdikari mengembangkan ekonomi pribadinya, keluarganya, termasuk berkontribusi kepada bangsa dan negara,” ujar Suharto.
Dia menambahkan kalangandifabelbagian dari keragaman umat manusia, ada laki-laki dan perempuan, ada ras yang berbeda dan agama berbeda, termasuk kondisi jasmani, rohani, fisik, intelektual, mental yang juga berbeda-beda.
“Jadi, tujuan Temu Inklusi Nasional ini adalah untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika yang dianut oleh Bangsa Indonesia. Inilah inti daripada inklusi itu,” kata dia.
Sekda Pemkab SitubondoWawan Setiawan berharap Temu Inklusi Nasional Ke-5 dapat menghasilkan rekomendasi yang bermuara pada ramah inklusi yang diterapkan oleh seluruh pemerintah daerah di Indonesia.
“Semoga Temu Inklusi Nasional Ke-5 ini bisa memberikan rekomendasi sehingga seluruh pemerintah daerah di Indonesia bisa ramah difabel,” ujarnya.
Temu InklusiNasional adalah acara yang rutin dilakukan setiap dua tahun sekali yang mempertemukan berbagai pihak penggiat isu disabilitas. Tahun ini, Kabupaten Situbondo menjadi tuan rumah kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejoitu.
Temu Inklusi Nasional pertama digelar pada 2014 di Yogyakarta, kedua dan ketiga juga di Yogyakarta, pada 2020 dilaksanakan secara virtual karena pandemi COVID-19.
Temu Inklusi Nasional Ke-5 yang berlangsung mulai 30 Juli hingga 2 Agustus 2023 rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo pada 1 Agustus 2023.