Amerika Serikat dan Rusia, pada Senin (22/8), saling kecam di sidang Dewan Keamanan PBB tentang perdamaian dan keamanan internasional.

Duta Besar AS Untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dalam pertemuan itu mengatakan invasi Rusia ke Ukraina telah “memperburuk kerawanan pangan global” dan “mendorong krisis pengungsi baru.”

“Ambisi egois Rusia untuk menginvasi negara tetangganya dan menguasai tanah mereka telah menimbulkan dampak pada kita semua. Hal ini telah memicu kelangkaan pangan global. Hal ini juga mendorong krisis pengungsi baru. Hal ini telah menimbulkan kematian puluhan ribu warga Ukraina dan Rusia, dan telah merongrong prinsip-prinsip dasar yang mencegah terjadinya perang dunia baru,” ujar Thomas-Greenfield.

“Kesalahan terbesar di abad ke-21 ini dilakukan oleh zaman emporium, ketika negara dan rakyatnya tidak lagi bebas membuat keputusan sendiri secara berdaulat, baik tentang masyarakat mereka sendiri, ekonomi, kemitraan dan aliansi. Kita tidak bisa mengulangi kesalahan-kesalahan itu.”

Sementara itu, Duta Besar Rusia Untuk PBB Vasily Nebenzya memperingatkan bahwa “tatanan dunia baru” sedang terbentuk, dan akan menolak “contoh standar” yang ada di negara-negara Barat.

“Kami berharap tindakan Barat di negara ini (Ukraina.red) akan membuka mata banyak orang di dunia tentang hal-hal utama yang menyebabkan krisis yang mencengkeram planet kita. Apa yang terjadi di Ukraina sekarang dan perilaku NATO di benua Barat selama 30 tahun terakhir adalah pelajaran bagi seluruh dunia,” balas Nebenzya.

“Apakah menurut Anda Amerika dan sekutu-sekutunya akan berperilaku berbeda di belahan dunia lain? Sejarah telah menunjukkan bahwa hal itu tidak demikian. Karena itu jangan bertanya-tanya tentang penderitaan atau kematian orang lain karena saat ini hal tersebut akan terjadi pada Anda.”

Sebelum saling kecam itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan laporan atas lawatannya baru-baru ini ke Ukraina, yang menurutnya telah memberinya sejumlah harapan.

“Ada perjanjian untuk memfasilitasi akses tanpa hambatan ke pasar global untuk makanan dan pupuk yang berasal dari Rusia,” ujar Guterres seraya menambahkan “rencana komprehensif ini sangat penting bagi warga dan negara yang paling rentan, yang sangat bergantung pada pasokan pangan ini. Di atas segalanya, ini adalah contoh nyata bagaimana dialog dan kerjasama dapat memberikan harapan – bahkan di tengah konflik.”

Guterres mengatakan akan memberikan rincian lawatannya ke Ukraina pada Rabu (24/8) mendatang. [em/pp]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.