RedaksiHarian – Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartonomenyebut untuk membenahiJakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta Utara yang belum sempurna harus dilakukan secara keroyokan.

“Kami harus melihat mana yang harus disempurnakan,” kata Heruketika bersamaKetua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI),Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) meninjauJIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.

Di lokasi yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan banyak ketidaksempurnaan JIS yang perlu perbaikan, salah satunya akses masuk yang saat ini cuma ada satu.

“Akses yang tersedia cuma ada satu, menurut saya ini berbahaya sekali sekuritinya. Apalagi lingkungannya ini lingkungan berpenduduk,” kata Basuki.

Basuki mengatakan untuk menyempurnakanJIS, maka perlu ditambah lima akses lagi. Salah satunya di sisi timur dibangun jembatan penyeberangan orang menuju pintu karnaval Ancol.

Kemudian juga memugar lokasi parkir di Zona Barat yang terlalu sempit bagi bus pertandingan, serta terhalang oleh pintu tiket.

Sebagai solusi, kataBasuki, pintu itu akan dibongkar agar aksesbisa diperlebar dan berguna sebagai akses pemain yang akan bertanding.

“Kondisi sekarang bus enggak bisa masuk karena ada pintu tiket di situ. Jadi itu dilebarkan,” kata Basuki.

​​​​​​​

Selanjutnya soal rumput, dia berharap nanti bisa diganti dengan rumput standar. Mengingat kondisi saat ini, menurut ahli agronomi rumput bernama Kamal, rumput belum sesuai dengan hasil evaluasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) saat mengevaluasi rumput 22 stadion di Indonesia untuk Piala Dunia.

“Bapak Kamal sebagai ahli dan agronomi rumput di stadion. Menurut beliau harus diganti ini kalau mau tiga bulan bisa dipakai, itu untuk jangka pendek saja. Mungkin jangka panjang harus diubah rumputnya,” kata Basuki.

Ketum PSSI Erick Thohir mengatakan ahli agronomi rumput tersebut memperkirakan perbaikan rumput dapat memakan waktu tiga bulan. Permasalahan rumput tersebut adalah media tanamsintesis, sehingga akar rumput alami tidak masuk ke dalam tanah.

“Kalau jenis rumputnya sama dengan yang digunakan di Si Jalak Harupat, Gelora Bung Tomo, di Palembang, sama jenisnya. Solusinya, menurut Pak Kamal adalah memindahkan rumput yang sudah jadi seperti pekerjaan kita di GBK waktu Asian Games,” kata Erick.