RedaksiHarian – Sebagian besar saham Asia jatuh pada awal perdagangan Selasa pagi, sementara dolar AS dan minyak stabil, karena investor bertahan dalam kisaran aman menunggu petunjuk lebih lanjut tentang apakah bank-bank sentral akan melanjutkan kenaikan suku bunga agresif mereka.

Kondisi pasar juga tenang menjelang hari libur umum Hari Kemerdekaan AS pada Selasa waktu setempat, dengan sebagian besar Wall Street tutup.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,1 persen pada Selasa pagi. Nikkei Jepang merosot 1,1 persen karena investor keluar dari beberapa posisi bullish setelah indeks acuan ditutup pada level tertinggi 33 tahun di sesi sebelumnya.

Di China, indeks saham-saham unggulan CSI300 dibuka melemah 0,2 persen, sementara Indeks Hang Seng di Hong Kong juga merosot 0,2 persen pada awal perdagangan.

Indeks S&P/ASX 200 Australia sebagian besar datar, karena investor menunggu untuk melihat apakah bank sentral akan memperketat lagi kebijakannya ketika mengumumkan keputusan kebijakan di kemudian hari.

Saham berjangka E-mini S&P 500 AS tergelincir 0,1 persen di perdagangan Asia. Indeks saham Wall Street mengakhiri sesi singkat pada Senin (3/7/2023) dengan kenaikan tipis bersama dengan imbal hasil obligasi Pemerintah AS.

Dalam beberapa hari mendatang, investor mengawasi beragam data ekonomi menjelang laporan laba kuartal kedua, sementara ketidakpastian tetap ada di jalur kebijakan Federal Reserve, kata Manishi Raychaudhuri, kepala penelitian ekuitas Asia Pasifik di BNP Paribas.

Risalah dari pertemuan terakhir The Fed akan dirilis pekan ini, yang dapat memberikan petunjuk tambahan tentang arah kebijakan tetapi juga menyuntikkan beberapa volatilitas, katanya.

“Jika Fed terlalu memperketat dan memutuskan untuk melakukan kenaikan suku bunga lebih dari dua kali seperti yang diperkirakan pasar secara luas, maka ada kekhawatiran bahwa resesi mungkin berubah menjadi lebih dalam dari apa yang diperhitungkan,” kata Raychaudhuri.

Ketegangan geopolitik juga bertahan, katanya, dengan kontrol ekspor China pada mineral menambah lebih banyak ketidakpastian seputar hubungan perdagangan global.

Di pasar mata uang, indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik sedikit menjadi 102,97.

Harga minyak tetap stabil pada Selasa, setelah menetap 1,0 persen lebih rendah di sesi sebelumnya, karena pasar menimbang kesengsaraan pasokan dari pemotongan Agustus oleh eksportir utama Arab Saudi dan Rusia terhadap data ekonomi yang menunjukkan permintaan lemah.

Minyak mentah berjangka Brent naik 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 74,87 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS juga bertambah 0,3 persen menjadi diperdagangkan pada 70,06.dolar AS per barel.