RedaksiHarian – Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Munjirin meminta jajaran di wilayahnya untuk meningkatkan program penanganan stuntingatau tengkes menjelang penilaian kinerja pada 2022 tingkat Provinsi DKI Jakarta.

“Penting untuk memperlihatkan dari proses awal sampai akhir si anak terduga stunting ini benar-benar mendapatkan makanan bergizi,” kata Munjirin saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Senin.

Munjirin menuturkan dengan lurah serta tenaga kesehatan memperlihatkan setiap proses, maka penilaian kinerja penangananstunting tahun 2022 tingkat provinsi bisa lebih maksimal.

Menurut dia, rangkaian proses itu bisa ditunjukkan dengan beragam program penanganan stunting yang dimiliki setiap kelurahan, mulai dari menanam sayur sebagai bentuk ketahanan pangan di wilayah.

Ketahanan pangan ini sebagai solusi salah satu penyebab anak stunting, yakni rendahnya asupan gizi seimbang pada anak stunting.

Kemudian, usai menanam sayur juga nantinya diolah menjadi makanan bergizi hingga diberikan kepada anak terduga stunting.

“Misalnya saja KecamatanJagakarsa panen lele yang kemudian bisa dibuat makanan seperti ‘nugget’,” katanya.

Tercatat pada 2023 ini, sebanyak 122 balita terduga stunting di 15 wilayah Jakarta Selatan.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menyiapkan 15 kelurahan lokasi fokus (lokus) untuk pencegahan dan penurunan tengkes di daerah itu.

“Kami menyiapkan 15 kelurahan lokasi fokus (lokus),” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Jhonson Hotsar di Jakarta.

Ke-15 kelurahan, yakni Bukit Duri, Kebon Baru, Karet, Bangka, Pasar Minggu, Kebagusan, Gandaria Utara, Cipete Utara, Grogol Selatan, Pondok Labu, Gandaria Selatan, Pegadegan, Jagakarsa, Cipedak dan Petukangan Utara.

Jhonson menyebutkan, pemilihan 15 kelurahan tersebut merupakan perwakilan setiap kecamatan di Jakarta Selatan yang diharapkan merata dalam sosialisasi untuk menekan angka tengkes.