Seorang pelaku melepaskan tembakan di sepanjang jalur parade Hari Kemerdekaan AS di negara bagian Illinois hari Senin (4/7), kata pejabat setempat.
Lima orang tewas, menurut laporan media Amerika, mengutip keterangan pejabat setempat. Sembilan belas orang dilarikan ke rumah sakit, namun belum jelas apakah kelima korban tewas termasuk ke dalam 19 orang tersebut.
“Kepolisian Negara Bagian Illinois saat ini sedang membantu Departemen Kepolisian Highland Park menangani situasi penembakan aktif yang terjadi di Parade Highland Parkm” cuit akun Twitter Kepolisian Illinois.
Kantor Shetiff Lake County, yang bertanggung jawab atas keamanan di wilayah yang mencakup Highland Park, kota di dekat Chicago tempat terjadinya penembakan, juga mengatakan bahwa pihaknya tengah membantu mengatasi “sebuah penembakan di wilayah rute parade Hari Kemerdekaan.”
Kantor sheriff itu tidak mengatakan apakah parade sudah sampai ke titik penembakan ketika peristiwa terjadi, namun surat kabar Chicago Sun-Times melaporkan bahwa penembakan itu terjadi sekitar 10 menit setelah parade dimulai pada pukul 10 pagi waktu setempat.
Highland Park mengumumkan bahwa seluruh agenda perayaan Hari Kemerdekaan lantas dibatalkan. Pihak otoritas tidak mengatakan berapa orang yang tertembak, namun media setempat melaporkan terdapat sembilan korban.
Beberapa saksi mata menyatakan mereka mendengar bunyi tembakan. Mereka mengaku meliat beberapa tubuh yang berlumuran darah ditutupi selimut.
Ratusan pengunjung parade – beberapa di antaranya tampak berlumur darah – meninggalkan rute parade, kursi-kursi, kereta bayi dan selimut di lokasi.
Salah seorang jurnalis Sun-Times melihat selimut-selimut diletakkan menutupi tiga tubuh yang berlumuran darah.
Anggota DPR Brad Schneider, yang menghadiri perayaan itu, mengatakan melalui Twitter bahwa “seorang penembak menyerang Highland Park ketika berlangsung parade Hari Kemerdekaan.”
“Mendengar kabar hilangnya nyawa dan beberapa lainnya yang terluka. Belasungkawa saya bagi keluarga dan orang-orang terkasih; doa saya untuk yang terluka dan warga saya,” tulisnya, sambil menambahkan: “Cukup sudah!”
Senjata api diperkirakan menyebabkan 40.000 kematian setiap tahun di AS, termasuk dalam kasus bunuh diri, menurut situs Gun Violence Archive.
Perdebatan mengenai pengendalian senjata api – isu yang sangat memecah belah negara itu – kembali mengemuka setelah terjadinya dua penembakan massal Mei lalu, yang menewaskan 10 orang kulit hitam pelanggan pasar swalayan di New York dan 21 orang, sebagian besar di antaranya anak-anak, di sebuah sekolah dasar di Texas.
Setelah rentetan penembakan massal itu, Kongres mengesahkan undang-undang yang pertama kalinya mereformasi pengendalian senjata api di Amerika setelah puluhan tahun. Presiden AS Joe Biden menandatangani UU itu akhir Juni, mengatakan bahwa meskipun legislasi itu tidak memenuhi seluruh hal yang dibutuhkan, UU itu akan tetap menyelamatkan jiwa. (rd/jm)
Informasi dalam laporan ini berasal dari AFP dan Associated Press.
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.