RedaksiHarian – Pemerintah Provinsi Bengkulu mengharapkan program kolaborasi kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada dan Universitas Bengkulu dapat membangun budaya akademis yang lebih baik pulau terluar Indonesia yang ada di Bengkulu.”Kami berkeinginan dengan masuknya dunia kampus, pemikirannya jernih dan bersih (soal pendidikan) dan wawasannya jauh lebih luas. Kami berharap memberikan masukan sehingga menjadi perubahan kemajuan di daerah itu sendiri,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu Hamka Sabri di Bengkulu, Senin.

Masuknya wawasan dari luar akan menambah wawasan pengetahuan dan adanya pengembangan budaya akademik.Menurut dia, masuknya wawasan dan pengetahuan baru dari berbagai daerah di luar Provinsi Bengkulu tentunya akan menggeret literasi tentang ilmu pengetahuan dan pentingnya ilmu pengetahuan di masyarakat menjadi lebih tinggi.

Hal itu karena, wawasan pendidikan dari luar memberipandangan baru masyarakat terhadap dunia pendidikan. Program tersebut juga dapat memberikan motivasi lebih bagi generasi muda setempat untuk meraih pendidikan terbaik mereka.”Kalau kita bertemu hanya sama-sama kita, perubahan akan sulit terjadi, tetapi kalau ada masuknya wawasan dari luar tentu itu kan akan menambah wawasan pengetahuan,” kata dia.Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) UGM Hatma Suryatmojo menjelaskan bahwa program KKN menjadi program wajib di kurikulum UGM, sehingga semua mahasiswa wajib untuk mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan, katanya termasuk mahasiswa asing yang menjadi mahasiswa UGM juga wajib untuk mengikuti kegiatan ini.”Kami mendapat kesempatan yang luar bisa untuk berkolaborasi dengan UNIB. Pada periode ini UGM mendorong KKN kolaborasidi Bengkulu, Gorontalo dan Halmahera Utara, ini salah satu desain kami untuk meningkatkan kolaborasi antara perguruan tinggi utamanya juga antar mahasiswa,” kata Hatma.Camat Enggano,Susanto, menuturkan masyarakat Enggano menyambut baik dan mengapresiasi dilakukannya kegiatan KKN kolaborasi antar UGM dan UNIB tersebut.Susanto menyampaikan masyarakat Enggano adalah masyarakat majemuk yang siap dengan senyum ramah dan terbuka menyambut siapa saja yang berkunjung ke pulau Enggano.”Tentunya, mahasiswa nanti akan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang sudah didapatkan dari perguruan tinggi, tidak ada yang perlu ditakuti di Enggano,. Saya sudah 33 tahun mengabdi di Pulau Enggano mulai dari transportasi yang tidak ada, listrik belum ada, juga sinyal telekomunikasi, hingga saat ini Alhamdulillah, semuanya sudah lengkapdan nyaman bagi pendatang ke Pulau Enggano,” ujarnya.*