RedaksiHarian – Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, meningkatkan kualitas jaringan irigasi sebagai upaya membantu petani mengelola lahan dan mengembangkan pertanian, sehingga mampu menopang pembangunan ekonomi daerah.
Bupati Sigi Mohamad Irwandi Sigi, Sulteng, Senin, mengemukakan penyediaan sarana dan infrastruktur pertanian menjadi hal penting untuk menopang kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani.
“Pemerintah terus berupaya menyediakan infrastruktur dan sarana penunjang pertanian, agar petani tidak kesulitan dalam mengelola pertanian,” katanya.
Bupati mengatakan Sigi memiliki lahan yang subur dan sangat potensial untuk diolah oleh petani dengan model bercocok tanam berbagai tanaman pertanian.
Namun, menurut dia, sebagian petani mengalami kesulitan air dalam mengembangkan dan mengelola lahan potensial pertanian tersebut.
Oleh karena itu, ujarnya, Pemkab Sigi mengintervensi problem tersebut dengan membangun dan meningkatkan irigasi, agar air dapat mengalir dan sampai ke lahan pertanian.
Berdasarkan data Pemkab Sigi, selama 2021, Pemkab Sigi telah mengalokasikan anggaran dari APBD senilai Rp9,6 miliar untuk menormalisasi sungai di 14 desa tersebar di enam kecamatan.
Normalisasi dilakukan selain untuk penataan sungai, juga untuk mengairi air sungai ke lahan pertanian warga.
Dengan anggaran Rp9,6 miliar tersebut, Pemkab Sigi juga merestorasi lahan persawahan pascabencana di enam desa tersebar di dua kecamatan dan pemeliharaan jaringan irigasi di 27 desa.
Kemudian, meningkatkan kualitas jaringan irigasi primer dalam kondisi baik sepanjang 16.477 meter dan jaringan jaringan irigasi sekunder dalam kondisi baik sepanjang 65.171 meter.
Di samping itu, Pemkab Sigi juga bersinergi dengan Kementerian PUPR untuk merehabilitasi dan merekonstruksi jaringan irigasi Gumbasadan diharapkan selesai pembangunannya pada 2024.
“Sehingga, praktis daerah pertanian kita akan dapat berproduksi kembali seperti semula,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Kabupaten Sigi, area pelayanan irigasi Gumbasa mencapai 8.000 hektare.
Seiring dengan pembangunan kembali yang dilakukan secara bertahap, irigasi tersebut telah mengairi 1.200 hektare lahan pertanian.
Namun, terdapat 6.000 hektare lebih lahan potensial pertanian di Sigi yang saat ini kering dan tidak dapat diolah oleh petani, seiring dengan irigasi Gumbasa belum berfungsi optimal.