RedaksiHarian – Carlos Alcaraz percaya dirinya mampu memenangi Wimbledon setelah berhasil merebut gelar pertamanya di lapangan rumput Queen’s Club, tapi petenis Spanyol itu merasa Novak Djokovic tetap menjadi favorit untuk memenangi Grand Slam tersebut.
Alcaraz mengalahkan Alex de Minaur 6-4, 6-4 di final di Queen’s Club, yang merupakan gelar kelimanya musim ini sekaligus membawanya kembali ke peringkat teratas dunia.
Pertenis berusia 20 tahun itu bermain di rumput untuk turnamen ketiga dalam kariernya dan menunjukkan perkembangan yang mengesankan sepanjang pekan di Queen’s setelah hampir kalah dari petenis Prancis Arthur Rinderknech di babak pertama.
Juara US Open itu memenangi empat pertandingan berikutnya tanpa kehilangan satu set pun dan yakin bisa melewati putaran keempat di Wimbledon untuk pertama kalinya, sementara Djokovic bersiap memenangi Wimbledon untuk kedelapan kalinya bulan depan.
“Saya cukup percaya diri menjelang Wimbledon. Saya mengakhiri pekan ini dengan bermain di level tinggi, jadi saat ini saya merasa menjadi salah satu favorit juara Wimbledon, tapi saya harus mendapatkan lebih banyak pengalaman di lapangan rumput,” kata Alcaraz, seperti disiarkan AFP, Senin.
“Novak adalah favorit utama untuk menjuarai Wimbledon, tapi saya akan mencoba bermain di level ini untuk memiliki peluang mengalahkannya atau mencapai final.”
“Saya melihat statistik bahwa Novak telah memenangi lebih banyak pertandingan di Wimbledon daripada 20 pemain top lainnya (gabungan). Apa yang bisa Anda katakan tentang hal itu? Novak adalah favorit utama untuk memenangi Wimbledon. Itu jelas,” ujar Alcaraz.
“Tapi saya akan mencoba untuk bermain di level ini, untuk memiliki peluang untuk mengalahkannya atau mencapai final di Wimbledon.”
Djokovic telah berkuasa di SW19 sejak 2018. Dia tidak pernah kalah di Centre Court dalam 10 tahun sejak kalah dari Andy Murray di final.
Namun, Alcaraz berharap penonton berpihak padanya jika dua unggulan teratas itu bertemu di final.
“Saya melihat bahwa Djokovic tidak pernah kalah dalam pertandingan di Center Court sejak 2013 ketika dia kalah melawan Andy jadi sepuluh tahun tanpa kalah dalam pertandingan di lapangan tengah, itu gila,” kata Alcaraz.
“Tapi saya berharap penonton di belakang saya mengubah statistik itu,” imbuhnya.