RedaksiHarian – Ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi mengatakan titel runner-up Taipei Open 2023 merupakan hasil maksimal yang bisa mereka wujudkan dari turnamen tersebut.
Dalam partai final yang berlangsung di Taipei, Minggu, Ana/Tiwi sudah mengeluarkan seluruh kemampuan yang mereka miliki namun nyatanya harus puas dengan menjadi runner-up.
“Kami berdua sudah mengeluarkan seluruh kemampuan yang kami punya. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kami tetap harus semangat, walaupun hasil di sini belum bisa juara,” kata Ana melalui informasi tertulis PP PBSI di Jakarta, Minggu.
Ganda putri Indonesia gagal memanfaatkan peluang kemenangan ketika menghadapi pasangan asal Korea Selatan Lee Yu Lim/Shin Seung.
Ana/Tiwi yang secara peringkat lebih unggul dibanding Lee/Shinmemulai pertandingan dengan solid dan mampu mengemas kemenangan gim pertama.
Sayangnya pola permainan mereka mengendur dan lebih banyak menerima umpan serta serangan pada gim kedua. Kalah strategi dan tidak mampu keluar dari tekanan, membuat Ana/Tiwi kesulitan mencetak angka.
“Setelah menang di gim pertama, pada gim kedua kami lengah. Dan pasangan Korea Selatan itu bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk memenangi gim kedua,” ujar Tiwi.
Namun situasi mengecewakan terjadi pada gim ketiga. Ana/Tiwi yang awalnya unggul, justru berbalik tertinggal pada gim penentu tersebut.
“Di gim ketiga, di poin-poin tua kami kurang tenang. Pengembalian dan pukulannya banyak yang tidak akurat. Kami juga banyak membuat kesalahan sendiri,” Ana memaparkan.
Harapan untuk menyumbangkan gelar kedua bagi Indonesia setelah tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo, akhirnya pupus.
Ana/Tiwi harus mengakui bahwa Lee/Shin bermain lebih bagus dan lebih konsisten.
“Ke depan setelah kekalahan ini, kami harus berusaha lagi. Kami harus mempelajari dan membenahi segala kekurangan. Masih banyak hal yang perlu dibenahi. Kami harus lebih bersemangat lagi,” pungkas Ana.