redaksiharian.com – Pertumbuhan ekonomi di India diperkirakan akan melampaui China tahun ini dan tahun depan. Hal ini disampaikan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Jumat, (9/6/2023).

Dalam laporan prospek ekonomi global terbarunya, OECD memperkirakan India, China, dan Indonesia akan melampaui proyeksi produk domestik bruto untuk 2023 dan 2024. Secara keseluruhan, organisasi tersebut memperkirakan pertumbuhan global sebesar 2,7% tahun ini.

Hal itu akan menandai tingkat tahunan terendah kedua sejak krisis keuangan global, kecuali untuk tahun pandemi Covid 2020.

“Penurunan harga energi dan inflasi utama, mengurangi hambatan pasokan dan pembukaan kembali ekonomi China, ditambah dengan lapangan kerja yang kuat dan keuangan rumah tangga yang relatif tangguh, semuanya berkontribusi pada pemulihan yang diproyeksikan,” kata Kepala Ekonom OECD Clare Lombardelli seperti dikutip dari CNBC International, Jumat (9/6/2023).

“Namun demikian, pemulihan akan lemah menurut standar masa lalu. Pembuat kebijakan moneter perlu menempuh jalan yang sulit.”

OECD memprediksi ekonomi India tumbuh 6% pada 2023 dan China tumbuh 5,4%. Indonesia diramal akan tumbuh 4,7%.

Momentum pertumbuhan setahun penuh India 2022 diperkirakan akan berlanjut hingga tahun ini setelah hasil pertanian yang lebih tinggi dari perkiraan dan pengeluaran pemerintah yang kuat.

OECD menambahkan bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar pada paruh kedua tahun depan akan membantu kembalinya momentum belanja rumah tangga. Lembaga tersebut juga mengharapkan bank sentral India untuk beralih ke penurunan suku bunga ringan mulai pertengahan 2024.

Laporan tersebut menambahkan bahwa mereka memperkirakan inflasi utama rata-rata negara-negara OECD akan turun menjadi 6,6% tahun ini, setelah mencapai puncaknya pada 9,4% pada 2022.

Laporan tersebut juga memperkirakan Inggris Raya akan mengalami tingkat inflasi tertinggi di antara negara-negara maju tahun ini. Dari negara-negara yang menjadi fokus analisis inflasi OECD, hanya Argentina dan Turki yang diharapkan memiliki tingkat headline inflasi yang lebih tinggi.

Untuk memerangi inflasi dan mengatasi kekhawatiran yang ada di depan ekonomi global, OECD menyarankan pemerintah untuk mengambil tiga langkah berikut yakni mempertahankan kebijakan moneter yang ketat, menghapus dan menargetkan dukungan fiskal, dan memprioritaskan pengeluaran pro-pertumbuhan dan reformasi struktural yang meningkatkan pasokan.

“Hampir semua negara memiliki defisit anggaran dan tingkat utang yang lebih tinggi daripada sebelum pandemi,” kata organisasi itu dalam laporannya.