redaksiharian.com – Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dedicated Team Meeting (DTM) Forum Percepatan Investasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pariwisata Sulawesi Selatan (Pinisi Sultan) telah mempromosikan 13 objek investasi senilai Rp11 triliun.
“Kegiatan promosi ini diikuti oleh Pemprov Sulsel dan Organisasi Perangkat Daerah Sulsel, asosiasi, project owner dari sembilan Investment Project Ready to Offer (IPRO) dan UMKM potensial ekspor,” kata Kepala Perwakilan BI Sulsel Causa Iman Kirana di Makassar, Jumat (16/6).
Dia mengatakan selama 2022 Bank Indonesia telah mempromosikan sembilan IPRO yang menghasilkan keberminatan senilai Rp8,79 triliun dari 22 calon investor.
Sementara sampai dengan pertengahan tahun 2023, Bank Indonesia telah mempromosikan 4 IPRO dengan keberminatan Rp2,216 triliun dari sembilan calon investor melalui Indonesia Investment Forum Dubai dan berbagai bilateral meeting.
“Dengan demikian dari 13 IPRO itu nilai keberminatan dari 31 investor mencapai sekitar Rp11 triliun,” kata Imam Karana.
Tak hanya investasi, Bank Indonesia juga mendorong peningkatan ekspor melalui fasilitasi keikutsertaan UMKM binaan dan mitra dalam berbagai global trade fair/expo.
Berkaitan dengan hal tersebut, lanjut dia, Bank Indonesia berharap agar sinergi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan dengan pemangku kepentingan atau stakeholder terkait dalam Forum PINISI SULTAN dapat terus dioptimalkan.
Sementara itu Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman yang diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Sulsel Ichsan Mustari menyampaikan apresiasi atas kolaborasi apik antara Pemprov Sulsel dan BI Sulsel selama tiga tahun terakhir di bidang investasi dan perdagangan.
Dalam Dedicated Team Meeting tersebut, Gubernur Sulsel juga menyampaikan empat arahan strategis. Pertama, Sulsel perlu memiliki proyek infrastruktur yang mampu memberi multiplier effect bagi perekonomian.
Kedua, pemerintah daerah perlu mendukung perwujudan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sulsel antara lain melalui percepatan pembentukan kawasan ekonomi khusus.
Ketiga, UMKM yang selama ini menjadi penopang perekonomian Sulsel perlu terus didorong dan dikembangkan, sehingga mampu naik kelas.