redaksiharian.com – Harga minyak mentah dunia berbalik melemah dengan turun 1,5 persen persen pada akhir perdagangan Rabu (14/6/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB, setelah pada perdagangan hari sebelumnya menguat sekitar 3 persen.

Pelemahan harga minyak mentah dunia terjadi usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve ( The Fed ) dalam pertemuan FOMC memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya, dan membuka peluang kenaikan setelah jeda.

Selain itu, persediaan minyak mentah AS yang mengalami peningkatan tak terduga pada minggu lalu, turut mempengaruhi pergerakan harga minyak mentah dunia.

Mengutip Business Times, harga minyak mentah Brent turun 1,5 persen atau 1,09 dollar AS menjadi sebesar 73,20 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,7 persen atau 1,15 dollar AS menjadi sebesar 68,27 dollar AS per barrel.

The Fed memang telah memutuskan mempertahankan suku bunganya di level 5,0-5,25 persen, namun dalam proyeksi ekonomi terbarunya mengisyaratkan bahwa The Fed dapat melanjutkan tren kenaikan suku bunga setelah jeda. Suku bunga The Fed diperkirakan bakal naik 50 basis poin lagi hingga akhir tahun.

“Pasar khawatir bahwa lingkungan suku bunga yang lebih tinggi akan menurunkan permintaan minyak. Reaksi spontan ini mendorong harga minyak turun,” kata Analis Price Group, Phil Flynn.

Untuk diketahui, suku bunga The Fed yang lebih tinggi dapat memperkuat dollar AS, sehingga membuat komoditas yang ditransaksikan dalam dollar AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Maka hal tersebut dapat menekan permintaan minyak dan membebani harga minyak.

Sementara itu, pelemahan juga didukung meningkatnya stok minyak mentah AS sekitar 8 juta barrel dalam pekan yang berakhir 9 Juni 2023, menurut Badan Informasi Energi (EIA) AS. Realisasi itu jauh dari perkiraan analis bahwa akan turun 500.000 barrel.