redaksiharian.com – Operasi pencarian kapal selam bernama “Titan” yang hilang dalam perjalanan menuju reruntuhan kapal Titanic telah memasuki hari ketiga pada Selasa (20/6/2023).
Kekhawatiran terkait nasib lima orang penumpang di dalam kapal semakin meningkat, mengingat kapal hanya memiliki persediaan oksigen hingga 96 jam sejak berangkat pada Minggu (18/6/2023) pagi waktu setempat.
Jamie Frederick dari Satuan Penjaga Pantai Amerika Serikat pada Selasa (20/6/2023) mengatakan bahwa kapal selam itu hanya memiliki sisa “sekitar 40 jam udara untuk bernapas.”
Tim penyelamat dengar suara tumbukan
Tim penyelamat yang menggunakan sonar untuk mencari kapal selam itu dilaporkan mendeteksi suara “tumbukan” di bawah air di Atlantik Utara, lokasi kapal itu menghilang dua hari lalu, demikian menurut laporan media, mengutip komunikasi Pemerintah AS.
Laporan dari majalah Rolling Stone menyebut, sebuah pesawat P-8 Kanada yang terlibat dalam pencarian “mendengar suara tumbukan di area tersebut setiap 30 menit. Empat jam kemudian sonar tambahan dikerahkan dan suara tersebut masih terdengar,” kata sebuah e-mail internal yang dikirim ke pejabat Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.
Laporan terpisah dari CNN juga melaporkan deteksi suara tumbukan, dengan mengutip memo internal pemerintah AS yang tidak merinci kapan suara itu terdengar, berapa lama, dan kemungkinan penyebabnya.
Siapa saja yang ada di dalam kapal yang hilang?
Pengusaha ternama Pakistan Shahzada Dawood dan putranya, Suleman, ada di dalam kapal, kata keluarga mereka dalam sebuah pernyataan.
Dawood adalah wakil ketua di Engro Corporation, salah satu perusahaan konglomerat terbesar di Pakistan, yang memiliki saham di bidang pupuk, manufaktur, kendaraan, energi, dan teknologi digital.
Miliarder Inggris Hamish Harding juga termasuk di antara penumpang, menurut sebuah unggahan di media sosial seorang anggota keluarga.
Harding yang merupakan seorang pilot penerbang berusia 58 tahun, turis perjalanan luar angkasa, dan ketua Action Aviation, sebelumnya mengunggah foto di Instagram pada Minggu (18/6/2023), menuliskan bahwa ia bangga bergabung dengan misi Titanic OceanGate tersebut.
Pendiri dan CEO OceanGate, Stockton Rush, juga kemudian dikonfirmasi oleh perusahaan, ikut bergabung di dalam kapal selam tersebut.
Sementara Perancis mengatakan pihaknya telah mengirimkan kapal selam laut untuk membantu pencarian, mengingat salah satu warganya, seorang penjelajah berusia 77 tahun bernama Paul-Henri Nargeolet, ada di dalam kapal yang hilang tersebut.
“Tantangan yang sangat sulit”
Misi penyelamatan kapal itu adalah “tantangan yang sangat sulit,” kata Simon Boxall, seorang akademisi oseanografi di University of Southampton.
Saat berbicara kepada DW pada Selasa (20/6/2023), Boxall mengatakan salah satu tantangannya adalah jarak yang jauh antara kapal selam dan pantai terdekat.
Guna menemukan lokasi kapal selam, Boxall menjelaskan bahwa tim penyelamat dapat menggunakan radar suara untuk menyapu dasar laut, atau menggunakan kamera pada kendaraan tak berawak. Menurutnya, opsi kedua lebih mungkin untuk membuahkan hasil.
“Dan, tentu saja, begitu mereka melakukannya, mereka masih punya masalah bagaimana mengangkatnya ke permukaan. Tidak masalah kalau mereka punya waktu berbulan-bulan untuk melakukannya, tapi mereka hanya punya waktu dua hari,” jelasnya.
Boxall juga tidak menutup kemungkinan bahwa tim penyelamat akan kesulitan menemukan kapal selam di dasar laut yang dipenuhi reruntuhan Titanic.
Boxall turut berspekulasi tentang apa yang mungkin terjadi pada kapal selam tersebut. Menurutnya, kapal itu kemungkinan tidak bergerak dan telah kehilangan dayanya, yang ia duga terjadi karena kapal tersangkut di beberapa reruntuhan dasar laut, atau tersangkut di beberapa jaring ikan yang hanyut.
“Tidak ada yang tahu. Dan sampai mereka benar-benar menemukan lokasi dan melihat kapal itu, kita tidak tahu apa tahapan selanjutnya,” tambahnya.
Kronologi hilangnya kapal
Menurut pihak berwenang, kapal selam berukuran 6,5 meter (21 kaki) itu mulai menyelam pada Minggu (18/6/2023) pagi.
Kapal selam bernama Titan itu kemudian kehilangan kontak dengan kapal di permukaan bernama Polar Prince, sekitar 1 jam 45 menit setelah mulai turun ke lokasi reruntuhan Titanic, menurut cuitan dari Penjaga Pantai AS.
Bangkai Titanic diperkirakan berserakan di dasar laut dengan kedalaman sekitar 3.810 meter (12.500 kaki) di bawah permukaan.
“Ini adalah tantangan bagi kami untuk melakukan pencarian di area terpencil tersebut. Kami mengerahkan semua aset yang tersedia untuk memastikan kapal itu ditemukan dan orang-orang di dalamnya diselamatkan,” kata Laksamana Penjaga Pantai AS John Mauger kepada wartawan di Boston, Senin (19/06).
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul .