redaksiharian.com – PT Pertamina akan segera mendapatkan pendanaan 3,1 miliar dollar AS atau setara Rp 46,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.911 per dollar AS). Dana tersebut akan digunakan untuk membangun kilang baru yakni proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.

Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, menjelaskan pendanaan tersebut berasal dari Export Credit Agency (ECA) dan beberapa lembaga keuangan. Pihaknya menargetkan transaksi rampung pada bulan ini.

“Export Credit Agency (ECA) dan lender sudah mau closing fasilitas yang kita peroleh kurang lebih 3,1 miliar dollar AS. Bulan ini kita closing dengan para lenders,” ujar Emma saat ditemui di Gedung DPR RI, Rabu (14/6/2023).

Sebagai informasi, proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPI).

Proyek ini didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 KBPD menjadi 360 KBPD dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V.

Proyek tersebut meliputi pembangunan New Workshop & Warehouse, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Feed Tank, Boiler, New Flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities.

Pembangunan New Workshop & Warehouse bertujuan untuk mendukung peningkatan kapasitas operasional pasca proyek pengembangan RU Balikpapan dan Lawe-Lawe. Pembangunan ini terdiri dari 1 workshop, 6 warehouse tertutup dan beberapa fasilitas penunjang lainnya dengan desain teknologi modern di lahan seluas 10 hektare.

Sementara itu, Pembangunan RFCC Feed Tank dengan kapasitas 37 ribu m3 dan Tangki D-320-02A/B dengan kapasitas masing-masing 61 ribu m3 ini direncanakan sebagai tangki Hot Vacuum Residue untuk umpan unit RFCC. Sebelum digunakan untuk tangki RFCC, tangki ini akan digunakan sebagai tangki transisi pekerjaan Modifikasi Tangki Eksisting.

Sebanyak 5 unit Boiler Package juga disiapkan untuk memenuhi kebutuhan utiliti kilang dan untuk keperluan start up Kilang RDMP Balikpapan. Kelima unit Boiler Package nantinya akan menunjang unit Steam Generator berkapasitas masing-masing 30 MW.

New Flare Balikpapan II (BPP II) dan HCC Flare (2 unit), memiliki ketinggian sekitar 145 meter, berlokasi di area offshore dan dibangun menggunakan teknologi derrick structure dan demountable flare, sehingga memungkinkan untuk salah satu flare dilakukan perawatan disaat flare yang lain tetap beroperasi.

Sementara Unit RFCC, yang merupakan unit proses utama dalam pembangunan kilang RDMP Balikpapan disiapkan dengan kapasitas produksi mencapai 90 ribu barrel per hari.

Selain itu, terdapat juga rencana pengembangan Terminal Lawe-Lawe meliputi pembangunan unit baru SPL & SPM serta fasilitas dua tangki crude kapasitas @1 juta barrel serta 1 (satu) Fire Tank.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, proyek RDMP Balikpapan dengan nilai investasi mencapai 7,2 miliar dollar AS ini menyerap tenaga kerja sebanyak 20.250 pekerja pada fase proyek dan 600 pada fase operasi. Proyek ini juga didorong untuk dapat menyerap tingkat kandungan dalam negeri hingga 30-35 persen.

Selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 KTPA yang akan menjadi feedstock dari New Polypropylene (PP) Balongan guna subtitusi produk impor.

Proyek RDMP Balikpapan ditargetkan selesai secara bertahap pada tahun 2024-2025 untuk dapat segera memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. (Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul