redaksiharian.com – Kementerian Perindustrian ( Kemenperin ) mengatakan, kinerja investasi Industri kimia , farmasi, dan tekstil (IKFT) menunjukkan tren peningkatan.

Pelaksana Tugas (PLT) Direktur Jenderal IKFT Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito mengatakan, realisasi investasi IKFT mencapai Rp 106,12 triliun pada 2022 lalu atau naik sebesar Rp 66,50 triliun dibandingkan tahun 2021.

“Sampai dengan triwulan I-2023, investasinya mencapai Rp 33,78 triliun yang didominasi oleh industri bahan kimia, dan barang kimia sebesar Rp 16,29 triliun, kemudian industri karet, barang dari karet dan plastik sebesar Rp 4,50 triliun,” kata Warsito dalam keterangan tertulis melalui laman resmi Kemenperin, Rabu (14/6/2023).

Warsito mengatakan, kinerja positif IKFT turut membentuk capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) menjadi fase ekspansi.

IKI merupakan indeks perspektif yang dihitung berdasarkan tiga variabel, yaitu pesanan, produksi, dan persediaan.

“IKI pada bulan Mei 2023 masih dalam level ekspansi sebesar 50,90,” ujarnya.

Warsito juga mengatakan, Industri kimia, farmasi, dan tekstil (IKFT) memberikan sumbangsih terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 3,88 persen selama triwulan I tahun 2023.

“IKFT merupakan kelompok manufaktur yang turut mendapat prioritas pengembangan agar bisa menjadi penopang utama perekonomian Indonesia. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” tuturnya.

Warsito mengatakan, berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, terdapat tujuh sektor industri yang kinerjanya diyakini dapat memberikan kontribusi besar dalam perekonomian nasional.

Adapun dari ketujuh sektor tersebut, empat di antaranya merupakan binaan Ditjen IKFT, yakni industri tekstil dan pakaian, kimia, farmasi, dan alat kesehatan. Sedangkan, tiga sektor lainnya adalah industri makanan dan minuman, otomotif, dan elektronik.

“Dari sisi neraca perdagangan, secara kumulatif, nilai ekspor di sektor IKFT sepanjang tahun 2022 mencapai 53,97 miliar dollar AS, naik jika dibandingkan pada tahun 2021 yang hanya sebesar Rp 49,21 miliar,” ungkap Warsito.

Terakhir, Warsito mengatakan, sumbangsih sektor IKFT di triwulan I tahun 2023 dengan nilai pengapalan terbesar berasal dari industri kimia dan barang dari kimia yang mencapai 4,28 miliar dollar AS, disusul industri pakaian jadi (2,03 miliar dollar AS), industri kulit dan alas kaki (1,94 miliar dollar AS), industri barang karet dan plastik (1,68 miliar dollar AS),

Kemudian industri tekstil (934,72 juta dollar AS), industri bahan galian non logam (306 juta dollar AS), serta industri farmasi dan obat tradisional (175 juta dollar AS).

“Total nilai ekspor sektor IKFT selama tiga bulan pertama tahun ini menembus angka lebih dari 11,35 miliar dollar AS,” ucap dia.