redaksiharian.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan tinggi gelombang laut selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berpotensi mencapai 4-6 meter atau masuk kategori sangat tinggi pada tanggal 9-10 Juni.

“Gelombang sangat tinggi ini berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan Jabar, Samudra Hindia selatan Jateng, dan Samudra Hindia selatan DIY,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Jateng, Jumat.

Sementara di wilayah perairan selatan Jabar-DIY, kata dia, tinggi gelombang diprakirakan berkisar 2,5-4 meter atau masuk kategori tinggi.

Dalam hal ini, wilayah perairan yang berpotensi terjadi gelombang tinggi meliputi perairan selatan Sukabumi, perairan selatan Cianjur, perairan selatan Garut, perairan selatan Tasikmalaya, perairan selatan Pangandaran, perairan selatan Cilacap, perairan selatan Kebumen, perairan selatan Purworejo, dan perairan selatan Yogyakarta.

Menurut dia, gelombang tinggi hingga sangat tinggi itu dipicu oleh pola angin di wilayah Indonesia bagian selatan yang umumnya bergerak dari timur hingga tenggara dengan kecepatan 6-25 knot.

“Pola gerakan angin yang cenderung searah dengan kecepatan tinggi dapat memicu terjadinya peningkatan tinggi gelombang laut,” jelasnya.

Terkait dengan kondisi tersebut, pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi pada tanggal 9-10 Juni dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut.

Oleh karena itu, kata dia, bagi wisatawan yang mengunjungi pantai selatan Jabar hingga DIY diimbau untuk tidak bermain air atau berenang di pantai karena gelombang sangat tinggi dapat datang sewaktu-waktu.

Selain itu, lanjut dia, seluruh pengguna jasa kelautan diimbau untuk memerhatikan risiko kecepatan angin dan tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran karena berdasarkan analisis, angin dengan kecepatan lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter berisiko pada keselamatan perahu nelayan.

Selanjutnya, angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter berisiko dalam pengoperasian tongkang, angin dengan kecepatan lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter berisiko terhadap keselamatan kapal feri.

“Sementara angin dengan kecepatan lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter berisiko dalam pelayaran kapal berukuran besar seperti kapal kargo dan kapal pesiar,” demikianTeguh Wardoyo.