redaksiharian.com – Sejumlah perusahaan rintisan ( startup ) di bidang teknologi di Indonesia mulai mengakhiri aksi “Bakar Duit” atau strategi pemasaran untuk menggaet konsumen lewat promo dan keuntungan lainnya. Langkah tersebut diambil para perusahaan rintisan demi efisiensi anggaran.
Lantas, apakah strategi “Bakar Duit” tersebut juga tak lagi digunakan oleh Maxim Indonesia?
Public Relations Specialist Maxim Indonesia Arkam Suprapto mengatakan, model bisnis Maxim sejak pertama kali hadir di Indonesia tak gencar memberikan promo seperti yang banyak dilakukan perusahaan rintisan lain.
Arkam mengatakan, Maxim sejak awal fokus dengan model bisnis memberikan tarif murah kepada konsumen.
“Model bisnis dari Maxim sendiri sejak kemunculannya itu memang sudah menerapkan tarif yang murah di Indonesia, pun di awal kemunculan kami di Indonesia kami tidak gencar dengan promo-promo,” kata Arkam saat ditemui di Menara Kompas, Jakarta , Rabu (14/6/2023).
Arkam mengatakan, pihaknya memberikan hanya promo bagi pengguna baru dan pengguna lama yang tidak menggunakan aplikasi Maxim selama 90 hari.
Ia mengatakan, promo diberikan berupa saldo bonus sebesar Rp 100.000 yang berlaku selama 3 bulan.
“Jadi ada promo saldo bonus Rp 100.000, nanti dapat potongan 10 persen setiap perjalanan yang saldo potongan itu diambil dari saldo bonus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arkam kembali menekankan, model bisnis Maxim agar dilirik konsumen adalah dengan memberikan tarif murah dan tetap kompetitif.
“Dan komisi yang friendly juga dengan driver seperti itu,” ucap dia.
Untuk diketahui, Maxim telah beroperasi di Indonesia sejak 2018 dengan menawarkan beberapa layanan seperti transportasi online baik mobil dan motor, pesan antar makanan hingga pengiriman barang.
Saat ini, layanan Maxim telah tersebat di 171 kota di Indonesia. Selain itu, layanan Maxim dapat digunakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam, Malaysia, Thailand dan Filipina.