redaksiharian.com – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia ( AAJI ) berharap premi industri asuransi jiwa akan tumbuh menjelang akhir tahun. Hal itu melihat tren premi industri asuransi jiwa yang merangkak tumbuh pada kuartal IV-2022 sampai Kuartal I-2023.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu berharap, jumlah tertanggung industri asuransi jiwa dapat meningkat tahun ini.

“Namun jumlah premi (diproyeksikan) akan tetap turun. Investasi akan tetap naik. Apalagi IHSG diproyeksikan tumbuh sampai 7.000. Jadi artinya tingkat return-nya bagus, imbal hasil investasi akan bagus,” ujar dia usai konferensi pers MDRT Day Indonesia 2023, Rabu (14/6/2023).

Penurunan premi sangat dipengaruhi oleh melandainya penjualan produk untilink atau produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi.

Di sisi lain, ada indikasi industri asuransi jiwa mulai menyasar masyarakat menengah ke bawah, khusus untuk produk tradisional. Hal itu terbukti dari turunnya unitlink diikuti dengan peningkatan produk tradisional.

Togar bilang, produk tradisional akan terus tumbuh di tengah masa penyesuaian penjualan unitlink oleh para agen. Pasalnya, proses sosialosasi dan penggantian peralatan para agen dapat memakan waktu beberapa bulan untuk menjangkau seluruh Indonesia.

“Mungkin unitlink akan keliatan (pertumbuhannya) di tahun depan. Kalau mendominasi sih belum tentu, tapi setidaknya compare dengan tahun ini, dia akan naik,” imbuh dia.

Lebih lanjut, Togar mengungkapkan, terjadi miselling oleh oknum agen. Sebab, pada dasanya, premi unitlink harus dibayarkan sepanjang kontrak.

“Misal kontraknya 20 tahun, ada (agen) yang jualan bilang cukup bayar 10 tahun saja, tapi dengan catatan. Boleh bayar 10 tahun tapi unit investasinya akan digunakan untuk bayar premi tahun ke-11 dan seterusnya. Jadi secara basic tetap bayar, 10 tahun pertama dari kantong, 10 tahun selanjutnya dari unit investasi,” terang dia.

Ia menegaskan, persepsi nasabah pemilik unitlink harus tetap mengutamakan proteki. Dengan begitu kalau dana investasi tidak cukup, ia akan tetap bayar.

“Prinsipnya dia harus bayar seumur hidup. Nah biasanya dengan catatan itu yang tidak diterangkan,” tegas dia.

Di sisi lain, ketika oknum agen tersebut dicari sudah tidak ada di perusahaan tersebut.

“Kalau kemampuan AAJI itu di teori dan pengetahuan, kalau untuk cara jual itu agen dapat dari perusahaan masing-masing,” tandas dia.