redaksiharian.com – Mantan sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu mengungkapkan enam episode drama dalam pembangunan IKN (ibu kota negara) Nusantara di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Proyek tersebut dianggap gila olehnya.

Pembangunan IKN menimbulkan kontroversi sejak awal. Sejumlah alasan untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur disebut tidak masuk akal oleh sejumlah pengamat.

Salah satu alasan pemerintah untuk memindahkan ibu kota yaitu untuk menghindari banjir. Namun, pada tahun lalu, daerah sekitar lokasi IKN justru mengalami banjir yang lumayan parah.

Selain itu, dana pembangunan IKN juga dikecam. Pemerintah berujar akan menggunakan dana APBN dan investasi dari negara lain.

Pengambilan dana APBN dikecam mengingat menumpuknya utang negara karena sejumlah proyek yang dilakukan, salah satunya kerete cepat Jakarta -Bandung. Sementara itu, investasi dari negara lain juga dikecam dengan tawaran yang diberikan pemerintah.

Pemerintah memberikan penawarah Hak Guna Usaha (HGU) selama 190 tahun. HGU tersebut ditawarkan oleh para pejabat negara bisa berubah menjadi hak milik.

Dari contoh tersebut, ada sejumlah kontroversi yang dirangkum oleh Said Didu. Ia menyebutnya jika kontroversi tersebut merupaka drama dari pembamgunan IKN .

Episode Drama gila IKN : 1) dibangun di tanah milik oligarki 2) HGU 190 thn – bisa jadi Hak Milik 3) potensial jadi tempat investasi uang haram 4) org asing bebas tinggal 10 thn – bisa diperpanjang 5) ekspor pasir laut 6) ajak warga Singapura tinggal di IKN . Episode berikutnya ?” kata Said Didu dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Twitter miliknya.

Hingga saat ini, IKN masih seret investasi. Bahkan, di setiap kunjungan kerja yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke negara lain, orang nomor satu di Indonesia itu selalu menyempatkan diri untuk mempromosikan IKN .***