redaksiharian.com – Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan pengalamannya saat berbincang dengan cucunya. Dia mengungkapkan, sang cucu pernah bertanya tentang kebenaran video yang diunggah Haris Azhar .
Luhut Pandjaitan menuturkan, seketika merasa sangat sakit hati dan dirugikan mendengar anggapan yang disampaikan. Hal tersebut membuatnya ingin meluruskannya.
“Itulah semangat yang mendorong saya untuk hadir memberikan kesaksian di PN Jakarta Timur pagi ini,” kata dia dalam unggahan Instagram miliknya, Kamis 8 Juni 2023.
Dia mengungkapkan, sebagai seorang perwira TNI, pantang baginya mengingkari apa yang telah dilakukan. Dia pun mengungkapkan, menjaga reputasi dan integritas merupakan prinsip hidup yang selalu dipegang sejak menjadi prajurit hingga saat ini, menjadi pejabat publik.
Pria 75 tahun itu mengungkapkan, paham sekali bahwa perbedaan pendapat maupun opini merupakan warna dari demokrasi. Namun menurutnya, demokrasi bukan bebas melontarkan fitnah, hujatan, bahkan tuduhan tidak berdasar.
Suami Devi Simatupang itu menilai, hal tersebut dapat mencederai kehormatan dan martabat satu atau beberapa orang.
“Dan jika hal ini dibiarkan sampai menjadi kebiasaan di masyarakat, maka reputasi dari demokrasi tersebut akan ternodai karena berdampak pada munculnya perpecahan di tengah-tengah masyarakat,” kata dia menerangkan.
Luhut Pandjaitan hadir di sidang Haris Azhar – Fatia Maulidiyanti . Sidang dengan agenda pemeriksaan saksi tersebut digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Kala itu, Luhut Pandjaitan tiba sekira pukul 8.37 WIB. Di luar arena persidangan, massa pendukung Haris-Fatia berdesakan.
Saat memberi kesaksian, Luhut menuturkan, sangat jengkel kepada Haris-Fatia lantaran dituding memiliki bisnis di Papua. Dia menuturkan, tudingan itu begitu menyakitinya.
Dia menilai, hal tersebut akan berdampak kepada anak-cucunya. Luhut menegaskan, jejak digital tak akan pernah hilang.
“Jadi jangan dipermainkan,” tuturnya.
Aktivis HAM Haris Azhar mengungkapkan, tak ada niatan untuk menyerang pribadi Menko Marvest. Dia pun meminta maaf bila Luhut menganggapnya menyerang.
“Sekali lagi saya mau bilang ini terkait dengan kepentingan publik. Bapak punya historitas personal tapi saya juga punya historitas personal terutama soal apa yang saya kerjakan di Papua,” kata Direktur Eksekutif Lokataru itu.
Karena mengetahui situasi di Intan Jaya, Haris memberanikan diri untuk memberikan pertimbangan.
“Saya tahu saya sama bapak secara perkawanan dan komunikatif rusak. Tapi saya ambil risiko ini jadi persidangan ini pun sudah saya duga,” katanya lagi.***