redaksiharian.com – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua bersama PT. Freeport Indonesia melepasliarkan 4.279 ekor satwa yang dilindungi di kawasan Hutan Adat Kampung Nayaro, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Timika Bambang H. Lakuy dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan jenis satwa yang dilepasliarkan terdiri atas 4.236 labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta), 35 ekor sanca hijau (Morelia viridis) dan delapan ekor biawak Maluku (Varanus indicus).
“Satwa-satwa tersebut merupakan translokasi dari BBKSDA Jawa Timur pada Mei 2023, yang dikirim dalam dua trip, sebagian lainnya merupakan translokasi dari BKSDA DKI Jakarta pada 1 Juni 2023,” katanya.
Menurut Lakuy, satwa itu sudah diperiksa dan dinyatakan siap dilepasliarkan ke hutan adat Kampung Nayaro yang menjadi pilihan lokasi lepas liar, karena pertimbangan kelestarian satwa yang dilindungi.
“Selain itu, masyarakat adat di Kampung Nayaro juga memberikan dukungan, termasuk dalam hal perlindungan satwa liar di alam dan ini menjadi faktor penting dalam upaya pelestarian satwa liar dilindungi,” ujarnya.
Dia menambahkan dengan demikian, hutan adat Kampung Nayaro sangat representatif sebagai lokasi lepas liar satwa dilindungi.
Sementara itu, Vice President Environmental PT. Freeport Indonesia Gesang Setyadi mengatakan pihaknya terus mendukung upaya konservasi, terutama dalam mempertahankan keanekaragaman hayati Papua.
Menurut Setyadi, sejak 2006, PT. Freeport Indonesia telah bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua guna membantu pemulangan lebih dari 51.000 ekor satwa liar dilindungi ke habitat aslinya.
“Satwa-satwa yang terdiri atas labi-lagi moncong babi, berbagai jenis burung dan reptil serta mamalia tersebut, merupakan hasil sitaan dan dikirimkan dari berbagai wilayah di Indonesia kemudian dilepasliarkan,” katanya.
Kepala BBKSDA Papua A.G. Martana menyampaikan terima kasih kepada Environmental Department dan Government Relations PT. Freeport Indonesia yang telah memfasilitasi seluruh rangkaian kegiatan lepas liar, bahkan semenjak ribuan satwa tersebut menjalani translokasi dari Jawa Timur dan DKI Jakarta.
“Kami berharap sinergi dan kerja sama yang telah terjalin selama ini dapat terus ditingkatkan, sehingga pengawasan dan pengendalian peredaran satwa liar dilindungi, khususnya endemik Papua dapat berlangsung lebih baik ke depan,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya mengimbau kepada masyarakat luas agar turut serta berperan menjaga satwa liar Papua tetap lestari di habitat alaminya, sehingga ekosistemnya tetap seimbang dan terjaga.
Pelepasliaran ribuan satwa tersebut dilaksanakan pada Kamis, 8 Juni 2023, dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia sekaligus sebagai rangkaian kegiatan hari Konservasi Alam Nasional 2023.