redaksiharian.com – Supermodel asal Kanada, sempat menghebohkan publik di tahun 2022 karena merasa telah menjadi “korban” dari prosedur CoolSculpting .

Dia mengalami kondisi yang disebut hiperplasia adiposa paradoks (PAH) yang membuat tubuhnya peningkatan jumlah di area tertentu tubuh setelah hilangnya jaringan adiposa pada area lainnya.

Majalah People bahkan sempat memuat foto model tersebut yang penampilannya berubah drastis akibat perawatan tersebut.

Kini Linda Evangelista memang menyelesaikan gugatannya terhadap produsen CoolSculpting Allergan Aesthetics namun kasusnya menjadi pembelajaran publik.

Banyak yang khawatir terhadap efek samping dari prosedur non bedah untuk menghilangkan lemak itu.

Mengenal metode CoolSculpting

Sejak kemunculan kabar terkait efek samping yang dialami Linda, tidak sedikit orang yang meragukan efektivitasnya.

Kendati demikian, FDA AS sempat menyebut bahwa prosedur ini dikatakan aman dan cukup efektif, hingga kini pun prosedur itu masih cukup populer untuk mengatasi lemak membandel.

Lantas seperti apa metode yang satu ini dan bagaimana dengan efek sampingnya?

CoolSculpting adalah suatu prosedur non-bedah yang cukup populer untuk yang tidak diinginkan pada tubuh.

Prosedur ini menggunakan metode pendinginan untuk menghancurkan sel-sel lemak tanpa merusak jaringan sekitarnya.

Bahkan tidak sedikit yang menyebut bahwa metode ini cukup ampuh menghilangkan lemak yang sulit diatasi dengan diet dan olahraga.

Metode CoolSculpting dilakukan dengan memakai alat untuk memaparkan suhu yang sangat dingin ke bagian kulit atau area tubuh yang diinginkan.

“Metode ini diproses dalam tubuh sebagai pergantian sel lemak normal, yang tidak meningkatkan kolesterol atau lipid dalam darah,” kata Shilpi Khetarpal, MD, seorang dokter kulit dari Cleveland Clinic.

“Pada akhirnya kita akan memiliki sedikit lemak di area tersebut dan konturnya lebih mulus.”

Prosedur yang satu ini dianggap ampuh dalam mengatasi tumpukkan lemak di area bawah dagu, garis rahang, perut, lemak, punggung, hingga lemak di bawah bokong.

Efek samping Coolsculpting seperti yang dialami Linda Evangelista

Kebanyakan orang memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi ketika memilih metode untuk mengatasi lemak di tubuh.

Dokter Khetarpal mengatakan penting untuk mengelola ekspektasi kita sebelum menjalani Coolsculpting.

“CoolSculpting tidak sempurna dan tidak akan menggantikan sedot lemak atau operasi. Metode itu hanya dimaksudkan untuk membentuk kontur,” tambahnya.

Dampaknya tidak seketika menurunkan berat badan karena utuh serangkaian perawatan lain untuk hasil yang lebih optimal.

“Jadi, kita tidak berbicara tentang perubahan drastis. Kami hanya menargetkan area kecil yang penuh,” paparnya.

Efek samping jangka pendek

CoolSculpting menggunakan hisapan untuk menarik kulit dan lemak ke dalam alat, sehingga kita dapat merasakan ketidaknyamanan selama prosedur berlangsung.

Sementara efek samping jangka pendeknya, kata dokter Khetarpal hanya berupa kemerahan, bengkak hingga memicu memar.

Penting untuk diingat bahwa sel-sel lemak yang menjadi target tidak akan langsung mati. Prosedur ini butuh waktu hingga empat bulan untuk melihat hasilnya.

Sering juga diperlukan beberapa rangkaian perawatan lagi untuk mendapatkan efek yang diinginkan.

Mempertahankan hasil juga mengharuskan kita mempertahankan berat badan saat ini.

Jika berat badan bertambah setelah prosedur, sel-sel lemak baru akan muncul lagi meskipun telah dihilangkan dengan CoolSculpting.

Efek samping jangka pendek dari CoolSculpting dikatakan dokter Khetapal cenderung minimal.

Tetapi kontroversi utama seputar prosedur ini berkaitan dengan potensi komplikasi jangka panjang dan bagaimana produsen Allergan Aesthetics menanganinya.

Efek samping jangka panjang

Efek samping CoolSculpting dalam jangka panjang kemungkinan bisa terjadi, seperti kontur tubuh yang tidak teratur.

Tetapi dalam kebanyakan kasus, ketidakteraturan kontur dapat diatasi dengan sesi CoolSculpting tambahan.

Terkait dengan apa yang dialami Linda Evangelista, orang-orang yang mengalami PAH akibat prosedur ini bisanya mengalami massa lemak yang cenderung keras di area perawatan tiga hingga sembilan bulan setelah prosedur.

Linda sendiri mengalami PAH dengan benjolan di area dagu, paha dan bagian dadanya. Tetapi dokter Khetarpal mengingatkan bahwa risiko komplikasi jangka panjang biasa terjadi karena ada kekeliruan dari penggunaan alat, atau praktisi yang melakukannya secara tidak tepat.

“Pada dasarnya itu bisa terjadi karena sel-sel lemak tidak cukup dingin untuk dihancurkan. Sebaliknya efek justru merangsang pertumbuhan lemak lebih banyak,” papar dia.

Komplikasi yang dialami Linda itu pun kemungkinan bukan karena metodenya, tetapi praktik saat prosedur dilakukan.

Faktanya, sejak kemunculan CoolSculpting, metode ini telah disetujui oleh FDA Amerika Serikat.

Menurut laporan dari Journal of American Medical Association juga menyebut risiko komplikasi seperti PAH hanya terjadi pada 1 dari 20.000 pasien.

Di samping itu, semenjak Linda Evangelista mengungkap PAH yang dialaminya, jumlah laporan ke FDA terus meroket.

Laporan dari New York Times pada 2022, FDA menerima lebih dari 1.100 efek samping dari perawatan ini.

Beberapa pasien mengakui kalau efek samping itu muncul akibat kesalahan mereka karena tidak dapat mempertahankan berat badan sehingga efek prosedur jadi tidak optimak.

Dalam hal ini, ada beberapa bukti yang menunjukkan efek samping jangka panjang dapat terjadi akibat kesalahan saat prosedur hingga praktisi medisnya.

Penting untuk diingat bagi masyarakat ketika ingin menjalani prosedur CoolSculpting, pastikan klinik atau tempatnya sudah terdaftar secara legal serta memiliki peralatan dan praktisi medis yang mumpuni.

Dokter Khetarpal juga mengingatkan agar masyarakat lebih memahami metode ini, efek samping hingga ekspektasinya agar tidak kecewa.