redaksiharian.com – Toyota Gazoo Racing ternyata sedang mengembangkan mobil sport elektrik . Uniknya, mobil listrik tersebut dibekali dengan sistem transmisi manual .

Toyota Gazoo Racing diketahui sudah mulai mengetes purwarupa pertamanya yang ditenagai dengan baterai. Dalam proyek ini, bos Toyota, yakni Akio Toyoda , ikut terlibat dalam pengembangannya.

Toyota secara pribadi terlibat dalam pengembangan untuk memastikan mobil sport elektrik tersebut memenuhi ekspektasinya. Untuk diketahui, Toyoda juga seorang pebalap. Sehingga, kepekaannya bisa membantu dalam mengembangkan mobil.

Toyoda mengatakan, titik awalnya bukanlah powertrain apa yang dimiliki mobil tersebut. Tapi, seberapa menyenangkan mengemudikan mobil tersebut terlepas dari powertrain yang digunakan.

“Saya sebenarnya berkesempatan untuk menguji coba BEV GR yang sedang kami kerjakan baru-baru ini. Saya belum tahu apakah mobil itu akan masuk ke pasar,” ujar Toyoda, dikutip dari , Jumat (16/6/2023).

“Tapi, prioritas pertama dalam membuat mobil semacam ini adalah mobil tersebut harus menyenangkan untuk dikendarai, apa pun powertrain yang mereka gunakan,” kata Toyoda.

Toyoda juga menyarankan agar mobil ini dikembangkan untuk memiliki banyak karakteristik yang sama seperti mobil bermesin pembakaran internal. Termasuk juga dengan memiliki kopling, girboks, dan bahkan menirukan suara mesin.

“Perbedaan terbesar dari BEV lain yang kami kembangkan adalah, ketika Anda berada di dalam BEV GR, Anda benar-benar dapat mendengar suara mesin, meskipun Anda tidak dapat mencium bau bensin,” kata Toyoda.

“Ada juga transmisi manual dan juga kopling. Jika Anda memasukkan seseorang ke dalam mobil dan meminta mereka mengemudikannya dan menebak powertrain-nya, mereka mungkin tidak akan bisa memberi tahu Anda,” ujarnya.

Kepala teknisi, Takashi Watanabe, membeberkan bahwa gir dan kopling tidak langsung tersambung dengan motor elektrik. Tuas persneling dan pedal kopling akan mensimulasikan perpindahan gigi dengan menyesuaikan pengaturan torsi motor listrik.

Mobil tersebut juga dapat diprogram untuk memungkinkan mobil mundur di tanjakan, atau bahkan berpotensi mati mesinnya ketika pedal kopling tidak dilepas dengan benar.

“Entah itu berhasil masuk ke pasar atau tidak, apa yang perusahaan coba lakukan adalah mengeksplorasi gagasan tentang apa yang tidak boleh hilang dari sebuah mobil, meskipun itu pada BEV,” kata Toyoda.