redaksiharian.com – Kasus rabies di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali terjadi.
Seorang balita harus dibawa ke rumah sakit setelah digigit kucing yang diduga terpapar rabies.
Selama ini, rabies lebih identik dengan anjing, sehingga kerap disebut sebagai penyakit anjing gila.
Namun tak banyak yang menyadari jika kucing, yang lebih banyak dipelihara, juga bisa membawa rabies.
8 fakta rabies yang perlu diketahui pemilik hewan peliharaan
Rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf manusia yang umumnya terjadi akibat gigitan hewan berdarah panas.
Jika tidak ditangani, rabies dapat menyebabkan kematian sehingga menjadi salah satu masalah kesehatan publik.
Hal ini tentu bisa memicu kekhawatiran banyak orangtua, khususnya yang memelihara hewan atau hidup berdekatan dengan kucing maupun anjing.
Agar tak berprasangka buruk, ada baiknya kita memahami fakta soal rabies dan kaitannya dengan hewan di sekitar.
Berikut adalah sejumlah fakta penting rabies yang perlu kita pahami.
Penularan rabies
Virus rabies disekresikan dalam air liur dan biasanya ditularkan ke manusia atau hewan lewat gigitan hewan yang terinfeksi.
Penyakit ini juga dapat ditularkan jika air liur dari hewan rabies bersentuhan dengan luka terbuka di kulit, atau mata, hidung, atau mulut.
Rabies pada manusia
Rabies menjadi perhatian utama di dunia kesehatan hewan karena dampaknya yang mematikan pada manusia.
Ada sejumlah kasus kematian akibat penyakit ini di seluruh dunia sehingga banyak negara mewajibkan vaksinasi rabies untuk hewan.
Sejumlah kasus rabies di Amerika Serikat juga diakibatkan oleh paparan kelelawar.
Gejala rabies pada hewan
Rabies memengaruhi sistem saraf sehingga memicu berbagai gejala klinis pada hewan.
Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Ketakutan
- Agresi
- Air liur berlebihan
- Kesulitan menelan
- Badan sempoyongan
- Kelumpuhan
- Kejang
Rabies tidak dapat diobati begitu gejala klinis itu muncul dan hewan peliharaan yang terinfeksi akan mati.
Memastikan hewan peliharaan aman dari rabies
Cara terbaik melindungi hewan peliharaan kita dari rabies adalah melakukan vaksinasi sesuai jadwal.
Hindari membiarkan anjing peliharaan kita berkeliaran di luar rumah dengan bebas tanpa diawasi, mendekati hewan liar atau peliharaan lain yang berperilaku aneh.
Sterilasi pada anjing atau kucing juga bisa membantu mengurangi kecenderungan berkeliaran sehingga risiko terinfeksi rabies berkurang.
Penanganan rabies pada hewan peliharaan
Jika kita curiga hewan peliharaan telah terinfeksi virus rabies , segera lakukan pemeriksaan ke dokter.
Pemerintah telah menyusun langkah penanganan terhadap kasus rabies termasuk melakukan karantina jika diperlukan.
Tes rabies pada hewan peliharaan
Sayangnya, tidak tersedia tes darah sederhana untuk rabies.
Sebagai gantinya, sampel jaringan otak dikumpulkan setelah kematian, untuk mengidentifikasi virus rabies di jaringan tersebut secara akurat.
Karantina 10 hari biasanya dilakukan pada hewan peliharaan yang diduga terinfeksi rabies untuk memastikan kondisinya.
Hewan yang terinfeksi rabies hanya dapat menularkan penyakit hanya setelah tanda-tanda berkembang dalam durasi tersebut.
Pencegahan terbaik
Cara terbaik mencegah rabies pada hewan peliharaan tersayang maupun diri kita dan anggota keluarga adalah dengan vaksinasi.
Lakukan vaksinasi rabies secara berkala untuk untuk mempertahankan respons sistem kekebalan yang memadai.
Selain itu, ciptakan lingkungan yang aman untuk anabul dengan menjauhkan dari hewan liar atau mencurigakan.
Kenali bahasa tubuh anjing karena sebagian besar kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan hewan tersebut.
Pastikan kita mampu mengenali perubahan anjing peliharaan yang sudah terinfeksi rabies sehingga berisiko menggigit.
Vaksinsi rabies secara berkala
Lakukan vaksinasi rabies secara berkala pada hewan peliharaan kesayangan kita.
Konsultasikan pada dokter hewan untuk mengetahui kapan waktu terbaik memberikan vaksinasi dan mengulanginya.
Sejumlah daerah biasanya mewajibkan vaksinasi rabies setidaknya satu tahun sekali untuk menekan risiko penyakit tersebut.