redaksiharian.com – Langit merah penuh kabut menghiasi New York dan wilayah lain di Pantai Timur Amerika Serikat (AS) sejak Selasa (6/6/2023) malam waktu setempat. Hal ini disebabkan kebakaran hutan yang terjadi di Kanada.

Pusat Kebakaran Hutan Antar Lembaga Kanada mengatakan ada 400 kebakaran hutan yang terjadi di negara itu. Akibatnya, asap pun menyebar dari New York hingga Michigan.

Pada Rabu 7 Juni, Kota New York adalah kota dengan kualitas udara terburuk di Bumi, menurut IQAir. Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran terkait kondisi kesehatan warga.

“Jika terkena kualitas udara saat ini di NYC selama 24 jam, itu akan setara dengan merokok sekitar 6 batang rokok,” kata ahli ilmu atmosfer, Colin McCarthy, dalam akun Twitternya yang dikutip CNBC International.

Administrasi Penerbangan Federal (FAA) juga menghentikan beberapa penerbangan menuju Bandara LaGuardia New York karena asap, Rabu. Visibilitas juga menyebabkan penundaan di Bandara Internasional Newark Liberty.

Gubernur New York, Kathy Hochul mengatakan kualitas udara yang buruk adalah “krisis darurat”. Ia memperingatkan hal itu bisa berlangsung selama beberapa hari ke depan.

“Jika Anda bisa tinggal di dalam ruangan, tetaplah di dalam ruangan. Ini merugikan kesehatan masyarakat,” kata Hochul kepada wartawan.

Pejabat kota telah menyarankan warga untuk membatasi aktivitas di luar ruangan. Mereka juga memperingatkan bahwa anak-anak, orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan masalah pernapasan yang sudah ada sebelumnya sangat rentan.

Asap api melepaskan partikel halus, yang disebut PM2.5. Ini masuk ke paru-paru dan menyebabkan masalah kesehatan seperti asma dan bronkitis.

Konsentrasi PM2.5 di New York City saat ini 15 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kota New York juga memuat peringatan kesehatan kualitas udara hingga Kamis

Departemen Konservasi Lingkungan Negara Bagian New York juga telah mengeluarkan Nasihat Kesehatan Kualitas Udara untuk kelima wilayah di dalamnya. Para pejabat kota mengatakan mereka memperkirakan peringatan itu tetap berlaku selama beberapa hari ke depan, tetapi menambahkan bahwa sangat sulit untuk memperkirakan kondisi asap.

“Ini mungkin pertama kalinya kami mengalami hal seperti ini sebesar ini,” kata Wali Kota Eric Adams.

“Perubahan iklim mempercepat kondisi ini. Kita harus terus menurunkan emisi dan meningkatkan kualitas udara serta membangun ketahanan,” ujarnya lagi.

Meski begitu, ahli paru di Hackensack Meridian Bayshore Medical Center, Adrian Pristas, mengungkapkan situasi ini tidak akan berlangsung selama berbulan-bulan layaknya pandemi. Semua tergantung pemadaman api di Kanada.

“Ini akan berlangsung selama berhari-hari, mungkin seminggu. Saya berharap saya mengetahuinya dengan pasti, tetapi itu semua tergantung pada apa yang terjadi di Kanada sehingga orang-orang harus memperhatikannya,” tambahnya.