redaksiharian.com – Pasukan Rusia dilaporkan menembak jatuh drone-nya sendiri di wilayah Ukraina. Pesawat tak berawak itu merupakan buatan Iran yang dioperasikan oleh pasukan Moskow di semenanjung Krimea, bagian Ukraina yang dianeksasi Kremlin sejak 2014.
Awalnya pemimpin Krimea pro-Kremlin, Sergei Aksyonov, mengatakan bahwa drone musuh dicegat di bagian timur wilayah itu. Aksyonov bahkan membagikan gambar drone yang jatuh dan saluran Telegram Pro-Kremlin memposting rekaman drone udara yang terbakar.
Namun, laporan lain menyebutkan drone itu adalah drone pengintai Mohajer-6 buatan Iran yang mampu membawa senjata dan dioperasikan oleh Rusia. Ini pun ditegaskan seorang penasihat kementerian dalam negeri Ukraina, Anton Gerashchenko.
Gerashchenko menulis di Twitter pada Rabu bahwa tampaknya pasukan Rusia menjatuhkan drone Mohajer-6 Iran milik sendiri. “Kerja bagus!” cuitnya menyindir, seperti dikutip Newsweek, dikutip Kamis (8/6/2023).
Hal ini juga dibenarkan Rob Lee, seorang rekan senior di think tank Institut Riset Kebijakan Luar Negeri. Ia mengatakan di media sosial bahwa apa yang tampak itu, memang seperti Mohajer-6 yang dioperasikan oleh Rusia dan bisa saja dijatuhkan oleh pertahanan udara Rusia.
Drone telah memainkan peran kunci dalam operasi masa perang Rusia dan Ukraina. Gerashchenko, yang juga berbicara pada Februari, mengatakan bahwa drone adalah senjata super.
“Perang ini adalah perang drone,” katanya.
Rusia telah menggunakan drone buatan Iran untuk menargetkan infrastruktur kritis Ukraina. Shahed-131 dan -136 UAV, juga dikenal sebagai drone “kamikaze”, telah menjadi pemandangan umum di seluruh langit Ukraina.
Ini diyakini karena Rusia belum bisa memproduksi drone sendiri dengan jumlah besar. Sebuah laporan sempat diterbitkan oleh think tank Amerika Serikat (AS) Pusat Analisis Angkatan Laut yang menyimpulkan bahwa produksi drone domestik Rusia tidak dapat memenuhi permintaan di Ukraina.
Sepanjang Mei 2023, menurut data Kementerian Pertahanan Inggris, Rusia meluncurkan lebih dari 200 serangan ke Ukraina. Drone Shahed digunakan paling intensif.
Sebelumnya, dilaporkan bagaimana Rusia mulai kehilangan sejumlah area yang dikuasai di Ukraina Timur. Ukraina dilaporkan sudah mulai melakukan serangan balasan.Namun meledaknya bendungan raksasa, Nova Kakhovka, di Ukraina, memperlambat gerak pasukan Kyiv. Pasukan Rusia sendiri juga mulai mengalami perpecahan dengan tentara bayaran Wagner dan wilayah perbatasan Rusia kini diserang pasukan dari negeri sendiri yang mendukung Ukraina.