redaksiharian.comJakarta, CNBC Indonesia –Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tipis 0,01% ke level 6665,92 pada penutupan sesi I perdagangan Jumat (9/6/23).

Sebanyak 239 saham yang menguat, 235 saham melemah dan 238 saham tidak bergerak. Hingga istirahat siang, sekitar 11,7 miliar saham terlibat yang berpindah tangan sebanyak 704 ribu kali. Selain itu, nilai perdagangan tercatat mencapai Rp. 4,8 triliun.

Berdasarkan catatan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) via Refinitiv enam dari total sektor menguat. Sektor Energi menjadi yang paling atas, naik hampir 0,5%. Adapun saham yang paling memberatkan IHSG siang ini yakni saham milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. sebesar 9,2 indeks poin.

Data cadangan devisa RI menjadi sentimen yang mewarnai bursa hari ini.

Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2023 turun sebesar US$ 4,9 miliar menjadi US$ 139,3 miliar, dibandingkan US$ 144,2 miliar April 2023. Ini adalah penurunan ketiga sejak awal 2023.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas perbankan sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian.

“Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” tegasnya, Jumat (9/6/2023).

Perhatian pasar masih tertuju pada kebijakan suku bunga The Fed yang diyakini tetap akan dipertahankan pada pertemuan mendatang. Meskipun inflasi di Amerika Serikat masih tinggi, tetapi penurunan inflasi yang terjadi selama 10 bulan berturut-turut memberikan indikasi bahwa kebijakan moneter The Fed akan tetap stabil.

Para ekonom yang disurvei oleh Reuters juga memperkirakan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni, sehingga pasar finansial dunia dapat mengamankan posisinya.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas suku bunga The Fed naik hanya sebesar 20%, sementara sisanya yakin suku bunga akan tetap berada pada kisaran 5% – 5,25%.

Dalam beberapa laporan terbaru, Bank Dunia memperingatkan tentang kondisi perekonomian global yang masih genting. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju dan tekanan inflasi yang belum mereda menjadi faktor utama yang menyebabkan kehati-hatian investor.

Meskipun begitu, proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 masih lebih tinggi daripada tahun 2022, dengan perkiraan 2,1%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi global baru diperkirakan mencapai 3% pada tahun 2025. Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, tetapi ada harapan bahwa kondisi ekonomi global akan membaik seiring berjalannya waktu.

Pada catatan terpisah, kondisi ekonomi China masih menjadi perhatian investor. Inflasi yang rendah dan pelemahan perdagangan menjadi tanda tanya besar bagi pemulihan ekonomi negara tersebut.

Ekspor China mengalami penurunan sebesar 7,5% secara tahunan pada bulan Mei, sementara impor turun sebesar 4,5%. Hal ini menunjukkan permintaan global yang melemah di tengah tekanan suku bunga yang masih tinggi.

Analisis Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu 1 jam (hourly) menggunakan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.

Pada sesi I, IHSG bergerak volatil dan masih belum sanggup menembus area resistance berupa Fibonacci 50% di level 6.690.

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Dalam grafik 1 jam, posisi RSI naik ke 51,65.

Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), grafik MACD berada di atas garis sinyal.

Pada sesi II, IHSG berpotensi kembali bergerak mixed. Level resistance terdekat berada di 6.690.

Sedangkan, support terdekat di angka 6.660. Apabila tertembus, level support berikutnya berada di level psikologis 6.620.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com